Minggu, 25 Oktober 2020

Sajak-Sajak Rey Baliate

5 CARA MENCINTAI LUKA
 
sebelum kau mencintai aku
aku ingin berbisik di telingamu,
memberitahukanmu beberapa cara mencintai luka.
 
1. Pandanglah langit dan bayangkan, kau adalah awan yang sibuk mencari bintang ketika pagi.
2. pandanglah lilin dan bayangkan, kau adalah nyala api yang tak mudah dibakar api.
3. pandanglah sebuah rumah dan bayangkan, kau tinggal di dalamnya dan tak mampu melahap matahari.
4. pandanglah jalan dan bayangkan, kau adalah sebuah kendaraan dengan kecepatan singkat.
5. pandanglah puisi dan bayangkan, kau adalah seorang penyair yang hangat dalam kalimat-kalimat mati.
 
setelah mendengarnya,
kubiarkan kau mencintaiku hingga jatuh.
meski itu luka.
meski pada akhirnya kau akan lupa.
 
Ruteng, 2020
 
 
 
KETIKA JARAK DISAHKAN DAN KITA HANYA BERDIAM
DI RUMAH SAMBIL BERMAIN KARTU

 
Sebuah ambulans dengan kecepatan yang resah
Melantunkan nada requiem di telinga kita,
Tepat setelah hujan.
Tepat setelah kartu As dijatuhkan.
 
Kita yang duduk berhadapan
Memulai ritual bertatapan
Dan menduga-duga
; seseorang telah mati karena iman,
Siapa yang harus menjawab pertanyaan?
 
Keesokan harinya, ketika kita berada di sebuah pasar
Sejenak membeli persediaan makanan,
Seorang perempuan tua berkerudung hitam
Memberikan wejangan : berhati-hatilah dalam
Mengeluarkan kartu sebab akan ada banyak
Kartu As yang menyediakan kekalahan.
 
Malam hari, setelah batang surya berhasil menyala
Kita melanjutkan permainan.
Sebuah ambulans dengan nada requiem
Mengetuk pintu telinga kita.
Lalu hujan dan kita mulai berfirasat.
 
(Zaman menciptakan hujan dari sebuah kegilaan).
 
Ruteng, 2020
 
 
 
MACET
 
Pensiunnya kita dan kata
Membuat kota bersembunyi
Di Dalam saku celana,
Dengan kepala terbuka.
 
Nenuk, 2018
 
 
 
SILENTIUM MAGNUM
 
Sejam bersamamu,
Aku mati tertindih kuburmu.
Tulang-tulangku remuk
Waktu berdetik mengintai diriku.
 
Hujan menguasai kepalaku
Menjadikanku fana,
Jawaban abadi untuk segala tanya.
 
Aku berada dalam perburuan
Mencari sesal dan kelopak luka.
Segalanya akan usai,
Ketika doa benci menalar cinta.
 
Ruteng, 2019
 
 
 
DI RUANG KELAS
 
kita menunggu detik yang patah
dan menit yang pecah
membuka ruang di kepala kita.
 
seorang lelaki sedang menulis sesuatu di papan tulis
(barangkali ia menulis berkat)
tapi semenjak kita tahu berkat tak ada dan ruang kelas ini terbentuk dari perpisahan,
ketakutan membuat kita selalu terpejam.
 
dan lelaki, yang menulis di papan tulis itu, akan selalu berkata tidak ketika kita mengucapkan selamat tinggal dengan kalimat-kalimat mati.
 
setelah itu, yang terjadi di ruang kelas ini
hanyalah detik yang patah,
menit yang pecah,
kita yang berpura-pura.
 
Ruteng, 2020.
 
Rey Baliate, adalah alumni seminari st. Rafael. Beberapa puisinya pernah tergabung dalam antologi bersama menenun rinai hujan (Sebuku.net, 2019) bersama Sapardi Djoko Damono dan penulis terpilih Indonesia dan potret kehidupan (Antlitera,2020). Ia sedang melanjutkan studinya di STFK Ledalero-Maumere. Ia bergiat di komunitas Djarum Scalabrini. https://sastra-indonesia.com/2020/10/sajak-sajak-rey-baliate/

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae