Kamis, 13 Desember 2018

Sajak-Sajak Dimas Arika Mihardja

oase.kompas.com
 
MENGUAK MIMPI, 1
 
engkau datang serupa bayang
mengeram dalam tilam kelam
kelambu tidur-jagaku
lalu angin nyeret rahasia-mu
 
engkaulah bayang itu
mengusik tidur-jagaku
tiap waktu luput mengusap wajah-mu
dalam bayang rindu
kuseru cuaca berdebu
 
engkaulah bayang itu
mengetuk-ngetuk rasa kantuk
lalu dentam rebana bertalu-talu
di hatiku yang merindu
 
Kota Beradat, 930923
 
 
 
MENGUAK MIMPI, 2
 
selamat pagi—kata sekeping hati
pagi, ratap nurani. sendiri
aku berselimut kabut. lalu
ada suara—entah dari belahan jiwa mana
berdegup di dada luka:
 
dimas, berkeramaslah
bergegas menggelar sajadah
pasrah; ikuti geletar darah
takuti petaka berdarah
cabuti jiwa rekah
 
arika, keranda tersedia
untuk kaubawa berkendara
tertawalah memapah resah-resah
tertawalah selebar sajadah
kau mesti hijrah. hijrah
 
mihardja, kau dekap kamboja
aromanya menghias makam-makam
keramat. bersiapkanjadi mempelai
merambah kehidupan abadi
sebab mimpi telah dilunaskan
janji telah dikatamkan
dan puisi telah dimakamkan
 
Sungaiputri, 930923
 
 
 
CATATAN MUSIM LUKA
 
Di lemari besi kusimpan kata
Sebab kata kata berdarah
Tumbuh sepanjang lembah
 
Kusimpan kata kata luka
Dalam dada dalam peta dalam tahta
Dalam kedalaman rasa
 
1993
 
 
 
GOLGOTA
 
kaupalungkan luka
menganga di dada
di kepala mahkota duri
memberi arti cinta
kasih seputih melati
 
1992/1993
 
 
 
DZIKIR
 
kueja makna kata-nya
penuh damba
 
siasia sembunyikan
airmata
 
duka di hadapan-nya
mahasempurna
 
1993
 
 
 
QASIDAH CINTA SEMATA
 
kulidahkan bahasa sajadah
bagi sang guru batinku
 
aku datang mendekap mesjid
menguntai wirid
 
sajadah basah
airmata semata
 
kupadamkan api benci di hati
kupadamkan
 
kupahamkan api sufi di hati
kupahamkan
 
kusahamkan iman di hati
kusahamkan
 
kumakamkan dendam di hati
kumakamkan
 
rebana bertalu-talu menghalau risau
rebana berdentam-dentam menikam dendam
 
engkau sungguh maha pualam
tak pernah diam
 
Sungaiputri, 1993
 
 
 
SKETSA SENJA, 1
 
pada figura berdinding kaca
cakrawala langit mencumbu laut biru
debar-debar waktu
langkah satu-satu:
menuju pangkuan-mu
 
haluan hidup mana belum kukecup?
padang perburuan mana belum kusinggahi?
 
kuselami kuala hatiku sendiri
dan terasa pedang aliflammim
mengiris-iris gelisah rasa
 
Telanaipura, 1993
 
 
 
LEBARAN
 
rendang dihidang
hati dicincang
airmata berlinang
 
1993/1913 H
 
 
 
USAI DIALOG MALAM
SAAT NAFIRI DITIUPKAN
 
usai dialog malam
saat nafiri ditiupkan
masih kubaca kerling resah-resahku
kening pun pecah di luas sajadah
 
siapakah mampu membebat resah
resah ngalir?
 
siapakah mampu ngusap darah
ngalir menyungai?
 
melaut tanyaku tak berjawab
resah ini makin melindap
 
aku bayangkan:
aku rebah tanpa desah di bawah terompah-mu
yang maha indah
 
Sungaiputri, 1993
 
 
 
BERITA DUKA
 
innalilahi wa ina ilaihi roji’un
 
telah kembali ke hadirat ilahi:
puisiwati binti nurani
cerpenita binti rohani
novelia binti hakasasi
 
semoga drama tragedi yang terjadi
tak terulang lagi
 
turut berduka:
imajinasi
intuisi
kreasi
diksi
harga diri
 
1993
 
 
 
PERJALANAN, 4
buat Afrizal Malna
 
dalam sepatu kita isi rindurindu
sokrates netes: mencairkan luka
chairil menggigil saat kaupanggil
dan tardji di manamana menagih janji
 
puisi jadi basi, tanpa kita sadari
puisi jadi saksi, tanpa kita pahami
puisi jadi melati, tanpa mewangi
puisi jadi belati, menusuk relung hati
 
satu lagi: kita berpusarpusar di tengah pasar melelang sesuatu
yang telah hilang: kesederhanaan
0, dimana filsafat kausimpan di mana
makrifat kaupahat di mana
“abad yang berlari” di mana
kausembunyikan suarasuara-maknamakna-lukaluka
mikrofon?
 
o, abad yang berlari
melesat tinggalkan kita
sendiri
 
Jambi, 1993
 
 
 
KADO ULANG TAHUN
buat Korrie Layun Rampan
 
(17 agustus ialah hari kelahiran
hari kemerdekaan menghirup kehidupan)
 
padang perburuan, padang perbukuan
ladang pengabdian, pandang menjanjikan
semua tumbuh subur di lahan-lahan garapan
 
di lahan-lahan harapan, kusimpan puisi kehidupan
kupersembahkan kepada Pujangga Sejati—Allah
ke nama pun kaki melangkah semua mengarah
 
ke mana pun doa melesat semua jadi berkah
ke manapun mengalir, satu muaranya: cinta
korrie berkayuh di atas perahu kayu
mengalir dari tepian mahakam menuju jakarta
korrie bersimpuh di muka makam menjelang senja
 
menjelang senja kuuntai doa
semoga bahagia dan sejahtera
 
Jambi, 1994
 
 
 
MASJID AGUNG AL-FALLAH
 
sebuah rumah putih tak letih menunggumu
menumpahkan rindu. masihkah engkau berlalu
ketika azan memanggilmu? cucilah dirimu dari kurap waktu
kenapa engkau termangu memandangku?
cuci tangan dan kakimu
masuklah ke serambi hatiku
 
beribu hari aku berdiri di sini
tetapi kenapa engkau kalap menangkap isyarat?
aku lebih besar dari meja bilyar
tetapi engkau lebih memilih berjudi dengan nasib
berpusar-pusar di tengah pasar
tak letih menawar agar-agar
 
aku menjulang melebihi gunung kerinci
tetapi engkau masih juga bingung menghitung makna rezeki
aku megah di atas sepucuk jambi sembilan lurah
tetapi engkau masih juga gelisah
 
pulanglah ke rumah: tumpahkan segala desah
masuklah ke dalam hatimu sendiri
di sana tegak mimbar kayu jati:
agama ageming ati
 
Islamic Centre, 1994
 
Dimas Arika Mihardja adalah pseudonim Sudaryono, lahir di Jogjakarta 3 Juli 1959. Tahun 1985 hijrah ke Jambi menjadi dosen di Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Gelar Doktor diraihnya 2002 dengan disertasi “Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia” (telah dibukukan oleh Kelompok Studi Penulisan, 2003).
Sajak-sajaknya terangkum dalam antologi tunggal seperti Sang Guru Sejati (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1991), Malin Kundang (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1993), Upacara Gerimis (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994), Potret Diri (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri,1997), dan Ketika Jarum Jam Leleh dan Lelah Berdetak (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri danTelanai Printing Graft, 2003). Sajak-sajaknya juga dipublikasikan oleh media massa lokal Sumatera: Jambi, Padang, Palembang, Lampung, Riau, dan Medan; media massa di Jawa: surabaya, Malang, Semarang, Jogja, Bandung, dan Jakarta.

Antologi puisi bersama antara lain Riak-riak Batanghari (Teater Bohemian, 1988), Nyanyian Kafilah (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1991), Prosesi (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1992), Percik Pesona 1 & 2 (Taman Budaya Jambi, 1992, 1993), Serambi 1,2,3 (Teater Bohemian, 1991, 1992, 1993), Rendezvous (Orbit Poros Lampung (1993), Jejak, Kumpulan Puisi Penyair Sumbagsel (BKKNI-Taman Budaya Jambi, 1993), Luka Liwa (Teater Potlot Palembang, 1993), Muaro (Taman Budaya jambi 1994), Pusaran Waktu (Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, 1994), Negeri Bayang-bayang (Festival Seni Surabaya, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (DKJ-TIM Jakarta, 1996), Antologi Puisi Indonesia (Angkasa Bandung, 1997), Amsal Sebuah Patung: Antologi Borobudur Award (Yayasan Gunungan Magelang, 1997), Angkatan 2000 dalam Kesusastraan Indonesia (Gramedia, 2000), Kolaborasi Nusantara (KPKPK-Gama Media, 2006), Antologi Puisi Nusantara: 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2007), Tanah Pilih (Disbudpar Provinsi Jambi, 2008), Jambi di Mata Sastrawan: bungarampai Puisi (Disbudpar Provinsi Jambi, 2009). Novelnya Catatan Harian Maya dimuat secara bersambung di Harian Jambi Independent (2002). Cerpen, esai, dan kritik sastra yang ia tulis tersebar di berbagai media massa koran dan jurnal-jurnal ilmiah. Alamat Rumah: Jln. Kapt. Pattimura No. 42 RT 34 Kenali Besar, Kotabaru, Jambi 36129. e-mail: dimasarikmihardja@yahoo. co.id. atau dimasmihardja@gmail.com http://sastra-indonesia.com/2009/08/sajak-sajak-dimas-arika-mihardja/

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae