Sabtu, 24 September 2011

Sajak-Sajak Benny Arnas

lampungpost.com
Kembang Putih di Atas Perahu

Kularung ibu di samudera yang meliuk di taman tanpa tiang
Ia hanya mengembara
dengan biduk pelepah air mata,
dengan sauh yang membuat laut berkibar dalam
belanga yang berperigi gunung-gunung

Ia tidak akan pergi ke mana-mana
bila kita tak tumbuh dari akar-akar melur
yang merambat di antara mulut-mulut kecubung;
kelopak-kelopak rindu adalah saputangan paling halus
mengalahkan sutra dan telapak kaki bidadari

Percuma mencegahnya membuka pintu karena nasihat
yang saban malam kita curi adalah katup jantungnya
yang mengayuh degupan sekencang badai
yang mengumpar bersama mantera-mantera

Maka, berkhidmatlah dengan sejumlah dosa
karena malam akan menyungkup kesedihan
yang menggunduk di dada yang makin hari makin
menyuburkan dua bukit yang sejak dulu memberi kita
air mata berwarna pejuh;
kita hisap dan lumat lamat-lamat;
lalu kau menyeruak dari akar;
aku pun mekar dan melebar;
menjadi perahu

Kulambaikan tangan pada langit yang berbuih
Kami terlampau malu menjadi benalu
yang merambat dan menggigit perdu-perdu
yang kelak menjadi sauh di dalam perut kami
Dan sauh itu, selalu kami berikan kepada
pohon-pohon yang menumbuhkan kembang,
kembang putih yang kayunya kami tebang
kami rakit menjadi perahu

(Lubuklinggau, 2011)



Seperti Apa Rasanya Jatuh dari Cinta?

Syahdan, seorang perempuan berlari tergesa-gesa dengan sekarung kenangan di kepala. Ia lupa kalau gaun ungu yang dikenakannya terbuat dari beberapa helai selendang yang kucuri di senja yang melukis wajah sepasang kekasih. Kupikir, penjahit gaunnya tentulah bukan orang biasa—karena Malaikat pernah bilang bahwa tidak sesiapa sanggup membuat jembatan dari hatiku ke jantungnya untuk menyeberangkan pesan hanya dengan mengulurbentangkan selendang itu

Tapi sayang, sebagaimana cerita klasik, o bukan, sebagaimana cerita picis, o bukan, sebagaimana cerita najis tentang percintaan terlarang di kota cahaya, kisah itu khatam tanpa titik yang memagarinya. Maka, aku ceritakan di sini. Beberapa gadis (ingat beberapa!) yang melalui titian itu tak pernah sadar bahwa ia terjungkal ke jurang yang bernama perselingkuhan!

Bahkan, puisi-puisi yang kutulis dengan dawat dari remasan buah khuldi tak perempuan itu acuhkan. Ia (atau bahkan mereka) kadung menganggapku sebagai pencuri selendang bidadari! Maka, datanglah ke kota cahaya ketika pelayaran ke sana sudah dibuka. Kalian dapat menempuhnya dalam lelap yang melesatkan cinta dalam kecepatan candela. Jangan pernah terjaga, sebelum dongeng-dongeng gratis itu dilumat bulat-bulat, hingga tak bersisa, hingga kalian tak tahu, apalagi yang harusnya dimasukkan ke dalam kepala

Masihkah sekarung kenangan?
Atau hanya impian yang sudah jatuh;
berkeping-keping,
berkeping-keping…?

(Lubuklinggau, 2011)

_______________
Benny Arnas, lahir, besar, dan tinggal di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Buku prosanya adalah Jatuh dari Cinta (2011) dan Bulan Celurit Api (2010). Puisinya Perempuan yang Dihamili oleh Angin terpilih sebagai salah satu puisi prosaik terbaik Krakatau Award 2009.

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae