Sabtu, 24 September 2011

Sajak-Sajak Tia Setiadi

http://www.lampungpost.com/
Ode untuk Daun-Daun
: Jingga Gemilang

/1/
daun-daun yang jatuh adalah surat-surat
yang mesti kau baca.

hijau atau jambon warnanya
adalah warna lembaran hatimu sendiri

yang terbaring
menunggu, menunggu
di luar kata-kata dan ranum kulitmu

daun-daun
daun-daun

daun-daun yang jatuh—
perlahan dan tabah—

seperti sehelai sapu tangan jingga yang jatuh
dari pohon awan

sesaat selepas kauseka
kesepianku.

/2/
daun-daun yang jatuh adalah kerinduan
yang mesti kau terjemahkan.

musim demi musim
dalam celupan cahaya dan air

daun-daun itu mematangkan diri

menunggu, menunggu
sentuhanmu.

bacalah gurat-gurat wajahnya
agar kau kenali gurat-gurat wajahmu sendiri

daun-daun
daun-daun

daun-daun yang jatuh adalah lidah-lidah malaikat
yang bernyanyi

dan lidah-lidah sungai
dan burung-burung pingai
yang bernyanyi

daun-daun
daun-daun

pungut dan himpun daun-daun yang jatuh itu
lalu kau hamburkan kembali

ke mangkuk bumiku yang subur rindu:

lembaran-lembaran musim—
bak riak-riak karpet parsi—

yang hijau pupus,
amin.



Bilqis dan Sulaiman
Duhai bumi, telanlah airmu. Dan duhai langit, berhentilah…
(QS Hud [11]: 44)

“Duhai bumi, telanlah airmu,” ujar Bilqis,
sembari berjinjit di lantai Istana Ursyalim.
Ia menyangka lantai itu terbikin dari air
maka ia tarik sedikit ujung gaunnya
dan tersingkaplah dua betis gadingnya
dengan helaian-helaian bulu lunak
yang meriap berkilauan kena sinar damar

Saat Sulaiman berucap bahwa lantai itu
tersusun dari kaca dan bukan dari air
Bilqis seketika terperanjat dan tersipu
hati dan pipinya berubah jadi lembayung
bak dicelup oleh Sang Pencelup Agung
sepasang matanya runduk dalam takjub
bagaikan dua butir embun di taman yang kuyup

“Kedua mataku ternyata menipu, duhai Sulaiman,
kukira bentangan air padahal cermin yang licin,
maka kini biarlah aku buta di hadapanmu,
dan biarlah biru langit berakhir bagiku”

Kemudian Sulaiman mengecup mata Bilqis.

“Wahai Bilqis, bukan hanya engkau yang buta,
kini aku pun buta, karna meski aku mengerti
bahasa berbagai binatang dan makhluk-makhluk gaib
namun ternyata aku tak mampu memahami
huruf-huruf rahasia yang tersembunyi
di helaian-helaian halus bulu betismu,”

Dan Bilqis pun mengecup mata Sulaiman.

“Bila demikian, biarkan matamu jadi mataku,
dan mataku jadi matamu, Junjunanku,
hanya dengan begitu kebesaranmu akan tersingkap
bagiku, dan rahasiaku akan tersingkap bagimu”

Malam kian dalam, damar pun berpadaman
sebab kini minyak dan sumbunya telah bersatu
Tetapi kedua sejoli itu masih saja terjaga
di tempatnya semula, seperti dua air terjun
yang mematung, saling mengurai rahasia
dan meneroka lanskap diri masing-masing
keduanya jadi guru dan murid satu sama lain

Cinta Bilqis dan Sulaiman semakin membesar
dan sengit setiap detiknya, sementara bumi
kian menyempit, dan kemudian menjelma
jadi sehampar kolam kecil yang menyucikan
dan menyatukan guguran gairah keduanya
dengan luruhan cahaya purnama dari angkasa
yang semakin anggun dan keramat setiap detiknya.



Wijayakusuma

tanpa tahu saat ia lewat
tilasnya masih terambung—
di banjir wangi wijayakusuma.

__________________
Tia Setiadi, menulis esai dan sajak pada pelbagai media. Pernah bekerja sebagai redaktur budaya pada majalah Gong (2008). Kini bekerja sebagai chief editor penerbit Interlude dan peneliti ahli pada Parikesit Institute. Sedang menyiapkan antologi puisi tunggal: Husrev dan Shirin.
Sumber: http://www.lampungpost.com/sastra/7843-sajak-sajak-tia-setiadi.html

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae