http://www.riaupos.info/
inilah tabikku yang ditangkap senyap
engkau begitu saja bercakap-cakap denganku
dalam delapanpuluh empat bahasa yang girang
huruf-huruf segera melantunkan dendang
irama yang dipinang kalbu
dibiarkan sunyi tak alang kepalang
berdepan dengan berbagai laku
bahkan pada masa-masa terbuang
pada kenangan yang malu tersipu-sipu
maka berlabuhlah suara-suara dari negeri jauh
di mulutmu teduh
cuma kau sekedar ingin menambatkan sejuk kalimat
pada pancang-pancang catatan pelayaran adab
sedangkan kapal-kapal memunggahkan kata-kata
memenuhi gudang-gudangmu dalam bacaan rmusim
kemudian mengembalikannya dengan beragam pesan
mengarungi tujuh penjuru makna
sinonim atau antonim yang tak memahami lawan
mungkin juga paragraf dan serba-serbi bab
sekejap pun tak berharap pada sebab bersebab
tak lupa kau katakan mimpimu pada karangan
ketika hidup mengenalnya sebagai taman
bukan saja tempat senda gurau bermain riang
tetapi juga keinginan bertimbang nyawa
sehingga kauyakini bagaimana dirimu
tak akan mati oleh sebarang bunyi
tiada berajal dek berjalur tutur
pada lidah yang mengecap petah
seperti marwah dalam hikayat hang tuah
lalu inilah tabikku yang ditangkap senyap
setelah nafasmu tersengal menghatur ungkap
tun perak tegap tak sempat terucap
di tangan alfonso de albuquerque melayap
pati unus terpaksa melepaskan harap
membumbung bagai uap meliput segenap
di kampar badan bertemu tumbang
ke negeri johor datang bertandang
tanah sumatera terkenang-kenang
bersama raja haji julang terbilang
malang melintang tak dapat ditantang
lalu inilah tabikku yang ditangkap senyap
setelah kau tahu betapa bisu dan tuliku berpadu
tak sampai di kata tak jejak di sunyi
setiap khabar segera menjadi diam
di haribaanku yang berpaku segenap gagu
mungkin pula pada suara
yang getarnya disembar lagu tidak bernada
sumbang oleh pinta tunda menunda
simak dan dengar
yang tak rela berkongsi makna
tapi biarkanlah kuhafal komat-kamit bibirmu
agar dalam gerak pun aku tidak terkucil
kusadari telunjukmu mengarah
geliat badanmu yang mempersoalkan padah
ayunan kakimu akan jadi begitu mudah menghela
bagi tapakku yang tak beruas gaduh
dalam jejak 6.000 pedagang asing bertanding
mungkin dikesani 19 laksa pendudukmu berdiam
mengorak jangkau ke segenap mimpi
juga ke sumatera ke jawa mematri islam
akan kau tulis diriku dalam buku-buku
yang disembunyikan halaman
sebaliknya telah kuamati gerak-gerik jarimu lentik
ketika merangkai kenangan berpanjang-panjang
kemudian kita mengaraknya ke tengah kota
seperti julang-julangan pada al-durrat al-manzuum
yang lebih agung dari sultan mahmud
lebih tinggi dari ledang ditambah himalaya
mungkin pada sebuah petang yang tak jauh
bersepadan dengan sayang memanjang
hampir ke selatan dekat bimbang
aku akan coba mengeja wajah dan suaramu
gagapku adalah bentuk kegembiraan yang lain
debar dari penjuru ingin
tanda kita pernah bersama-sama
kita akan menjadi berkitab bijak
di riangku duapuluh kurang satu
bersangga sedih pada tahun batu
hampir dekat dengan safak
engkau merasa tercampak
tapi di wajahmu merah pekat
aku tahu engkau telah terpikat
seperti tun sri lanang mendekat
bak raja ali haji merapat
maka duduklah bersamaku
sehamparan angka sebentangan huruf
merenda kata-kata sepanjang usia
menyulam kalimat di pusat waktu
hingga benda-benda menabung nyawa
menghidupi masa tiada terkira
sementara telah kita rekat makna
pada keluasan ucapan dan tulisan
dawat dan lidah yang tak bersanggah
sebab dan akibat tanpa menyalah
lalu engkau pun berkata setelah usai:
inilah pakaian yang tak habis di badan
tapi juga merahab seluruh tubuh
memakaikan tersurat dengan tersirat
memadankan kawan dengan sahabat
menggenakan benar dengan betul
mematutkan angan-angan dengan cita-cita
aku sendiri larut dalam bustanulkatibin
sedangkan bugahayat al-ani fi hurufi al-maani
sulalatus salatin dan tufhat al-nafis
jadi belakang yang mendapat depan
kita akan menjadi berkitab bijak
memaklumi zaman sepanjang karangan
kita catat nafsu-nafsi di lain tempat
kabur oleh hati yang tak jujur
dan kita akan saling memiliki
karena tak mungkin berlain tuan
kalau roboh kota melaka
kalau roboh kota melaka
papan di jawa kami tegakkan
tapi hutan-hutan
yang segera melebat di dalam dongeng
tak buat teduh cinta kami kepadanya
bahkan kayu-kayan
yang membesar di tengah cerita
menutup kisah untuk bersama
kalau roboh kota melaka
papan di jawa kami tegakkan
tapi hutan-hutan
yang segera membuncah di dalam ingatan
tak bentangkan sayang kami kepadanya
bahkan lahan-lahan
yang meluas di tengah kenangan
menolak impian untuk bersama
kini kami tegakkan papan itu di awan
pada gerak yang tak lagi dianggap berkhianat
setidak-tidaknya kami selalu waspada
bahwa perubahanlah yang paling abadi
menghantar semesta ke batas-batas langit
bergumpal dengan kesejukan meninggi
menderukan hujan di tengah panas
kaki kami akan terpacak di lembah-lembah
dengan langkah membesar ke bukit-bukit
mata kami melautkan gelora sukma
melantunkan doa-doa sayap
pada setiap jasad yang mengucap ungkap
rupanya kita hanya bisa saling memandang
itu pun kami ragukan mata kalian yang membayang
usia telah mengaburkan penglihatan
jauh dan dekat kehilangan sasaran
——–
Taufik Ikram Jamil, lahir 19 September 1963 di Telukbelitung, Riau. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Sedang mempersiapkan buku puisi kedua bersama sejumlah klip puisi bertajuk tersebab aku melayu, menyusul buku puisi sebelumnya yakni tersebab haku melayu (1995). Mendirikan dan berkhidmat di Akademi Kesenian Melayu Riau.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar