http://www.lampungpost.com/
Masih Melayukah Aku/1
:kepada sang raja, guruku
masih Melayukah aku
tanganku mengepal-ngepal remah
tanah merah terapit tiang
nisan yang terbalut kain putih
terukir di sana nama sang datuk
yang meretas jejak Melayu
tanah semua negeri
kaulah itu, guru
peletak dasar kemelayuan
dan, masih melayukah aku
ketika titisan bening meraut dinding-dinding kealpaan
meranggasi berbagai kecemasan
di hadapanmu, guru
kukulum jejakmu dan akan kujadikan wasiat
untuk anak-anak negeri
kaulah itu
tanjungpinang, 2008—2010
Masih Melayukah Aku/2
:meretas duli kakimu
Apabila banyak berkata-kata
di situlah jalan masuk dusta
Menjejaki kaki di kompleks Yangdipertuan Muda aku tunduk di pusaramu. Boeing 747 yang membawaku ke sana. Namamu pun tertambat di pikiranku. Apalagi jika mengingat duli paduka Raja Haji Fisabilillah. Kami berdua belas pun tergetar. Meski tak bisa mengimbangi gurindammu, Guru! Tapi Pulau Penyengat menjadi sandaran untuk melepas dahagaku. Konon pula pulau mungil di muara sungai Riau itu sudah lama dikenal para pelaut sejak berabad-abad lalu. Tak tahulah aku ikut tersengat lebah gurindammu. Pompong itulah yang menyeberangi selatmu. Di pulau itu pula aku bertanya, masih melayukah aku? Di hadapanmu aku pun bagai pasir, yang mengeja kata-kata, dan meruyak ke sejarahmu. Ufh! Nafasku tersengal, lidahku terjulur menyimak ayat-ayat suci lusuh yang terbuhul di depan masjidmu. Aku pun bergumul dalam sajadahmu, menyuruk lantai Yang Dipertuan Muda VII. Ai ai, konon putih telur campur kapur yang bisa mendirikanmu. Jiwaku makin tergemap, namamu terpatri di antara makam raja-raja. Semoga saja engkau pun tak tersengat pembangkit listrik di Pulau Penyengat itu. Adalah Engku Puteri yang menyiangi Pulau Penyengat, sebagai penanda mahar Sang Raja. Gurindammu pun terpatri di dinding-dinding istirah Sang Engku. Belum lagi kubaca, Raja Fisabilillah, tokoh dan pahlawan Melayu terkemuka, pangeran Suta di Jambi, menaklukkan dan menjadi penguasa Inderagiri. Sang raja pun tewas di medan laga, ketika mempertahankan Teluk Ketapang dari serbuan penjajah. Itulah kotamu, Tanjungpinang, kota beribu pahlawan dan nayaga. Dan aku pun tercekat ketika Bobby minta maaf di panggung puisi, Leak menari-nari bogambola, Herfanda minta izin untuk mabuk, Zamzam mengumbar berbagai cara menipu, dan aku sendiri menari-nari dengan tortor Horas, Bah. Alamak, aku tersungkur dengan kata-katamu.
Apabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
tanjungpinang, 2008-2010
Masih Melayukah Aku /3
:penahbis kata
petak sawah
hijau menghampar
di sudut Podomoro
seperti di alam dongeng-dongeng
kisah-kisah
babad tanah leluhur
: akan kutulis jadi puisi, Pringsewu! teriakmu.
alahai! sempat pula kita rasakan kuda-kuda mesin berbaris melata di badan jalanan. Dorong! kataku. Kau pun menebis gundahku.
: 75 ribu, tidak boleh lebih. amang oi, kejamnya! tapi, ah, untung saja kita tidak bernanti sampai berjerigen-jerigen curah keluh. seharian itu kita tapaki kota bandar ini, tanpa letih. cuma, tak sesenarai Pringsewu. senyumku mengambang berjuta-juta.
pringsewu, 2008-2010
Sudah Kubilang Aku Tak Ingin Bercakap-cakap lagi
Sudah kubilang aku tak ingin bercakap-cakap lagi dengan angin ketika kita bertatap-tatap muka. jangan lagi kita bersintuh-sintuh dan cerita, karena itu akan mengoyak-ngoyak kembali mimpiku yang hilang
Sudah kubilang kita tak usah lagi bercakap-cakap. habis sudah mimpi-mimpiku yang kemarin, tergores menjadi nanah dan tumpah berserakan di atas lantai. aku ingin meninggalkan duniamu yang telah merobek-robek lautku
Bulanku sudah hilang,
dan bertaburan di muka bumi
sudah kuhilangkan bulan
bulan tak ingin kuajak bercakap
dan laut tak mau perlihatkan gemiriciknya
Sudah kubilang tak usah lagi kita bercakap-cakap karena hanya lagu musim gugur lalu yang terdengar
sekip, 2010
Merekahlah, Bunga
merekahlah, jadikan daunmu penyejuk iman
urai menjadi benang-benang tayangpandang
menggerus kesyahduan ilaihi
merekahlah sebelum daunmu luruh
merekahlah sebelum putikmu layu
harumi semerbak bumi
bersama bintang dan matahari.
maka, merekahlah bunga-bunga di taman jiwa
ketika kidung pujapuji diasmatkan
percut sei tuan, 2008
———-
Suyadi San, lahir di Medan, 29 September 1970. Pernah menjadi redaktur budaya harian Mimbar Umum, kini staf teknis Balai Bahasa Medan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia sembari melatih dan mengajar sastra, teater, dan jurnalistik di program studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara, dan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Deliserdang. Sejumlah karya puisi, cerpen, esai, dan naskah dramanya serta menjadi editor di dalam buku-buku antologi.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar