http://www.lampungpost.com/
Gladiola
untuk Santi
seseorang menumpahkan sedih
sedih yang menguning
menguning di sepanjang Kridosono
Kridosono menurunkanku dari bus kota
kota yang mengurai diriku
diriku yang telah setia
setia kepada jalan kecil menju Lempuyangan
Lempuyangan memang tak pernah tumbuh
tumbuh indah seperti Gladiola, tetapi siapa
siapa yang pernah mengenakan
mengenakan Gladiola di tubuhnya
tubuhnya yang ia hamparkan sejenak
sejenak seperti berhentinya sebuah kereta
kereta pengirim senja
senja bernama Pasundan
Pasundan yang melarikan rinduku
rinduku tersesat kepadanya
kepadanya yang mengira aku tak terluka.
Logawa Satu
Anak gadis adalah sungai yang pelan, membelah dari tubuh Serayu, mengalirkan sampah-sampah takdir yang layu. Seorang lelaki memandanginya, matanya adalah batu yang tegar, keras, dan sakit. Di balik rimbun rumput terbakar air, berapa lama ia di situ, duduk mengamati tubuhnya terbelah, perlahan-lahan menguncup sungai di cakrawala.
Ikan-ikan bertukar warna, bertukar sisik dengan keranda, dan di setiap tepinya kepiting membaca kitab, tentang petuah alam yang langka, yang hanya bisa disisipkan ke dalam igauan terakhir seekor buaya. Lalu di mana sarang yang menenangkan, plastik menutup matanya, muntahan manusia, teriakan dan ludah. Sungai yang mencari anak dan ibu ikan, sesepuh kepiting, dunia telah berubah warna. Tetapi Logawa adalah lelaki yang masih bermata batu, memandangi seorang gadis belia yang mengetuk-ngetuk dadanya sendiri. Apakah di balik itu ada surga. Orang-orang lalu datang seperti ninja. Temali menjerat bunyi kerisik ilalang. Siapa menjerit dan tergores, pena tajam beriringan membentuk noda, gadis yang kini hilang separuh, air matanya bercampur dengan sungai. Seperti kaidah terakhir sebuah cerita cinta, adakah Logawa yang menunggu air mata iitu lerai? Dan sungai menghamparkan sebaris kalimat kosong puisi, dan gadis itu menceburkan dirinya, menemui ikan-ikan, kepiting, dan buaya—Logawa menjepit matanya dalam batu kali, seperti semedi, yang tak ingin membangkitkan birahi bumi.
Logawa Dua
Logawa tak pernah bersekolah, tetapi ia bisa menghidupi seorang tukang sapu. Di setiap gerbong, selalu ada yang menunduk-nunduk, mengais sampah sambil tersenyum, seakan-akan begitu indahnya berendam dalam kereta berjam-jam. Kalau penumpang memerhatikan, ada seribu jarum yang menetas di matanya setiap detik, tukang sapu itu kadang menyamar sebagai bocah lugu, dengan gelas plastik berisi serpihan uang. Aku menemuinya tersudut di bordes, menghitung kenangan-kenangannya, masa kecilnya masih berjalan bersama kereta, mengusap kepalanya. Tetapi Logawa sudah seperti guru, mengajarkan bagaimana menyapu sampah-sampah, menyusuri gerbong-gerbong, dan masa kecil itu pun harus mengalir bersama semua penumpang yang langsung pura-pura tertidur ketika ia selesai mengumpulkan sampah, ketika didekatkannya gelas plastik itu kepada mereka…
Dan Kayuh Sekali Lagi
dan menangis bukanlah jalam menuju bahagia. Sri, letakkan sanggulmu, lepas pakaianmu, kudapati sebuah hutan yang memberi jalan bagi setiap kaki, lalu setelah terowongan, langkah belalang begitu rendah terdengar, dan jangkrik yang bersembunyi di pahatan tanah. Seperti cinta yang penuh sumpah, juga serapah.
dan menangis juga tabiat alam, kalau malam sudah telanjang, dan bulan hanya seperti kulit kacang. Seseorang membabat hutan, membabat dirimu yang karam pada sebilah pedang, menebas dirimu dalam endapan malam.
dan kayuh sekali lagi, Sri, dengkurmu yang lengket, menuju kaca demi kaca.
———-
Sungging Raga, lahir pada 25 April 1987 di Situbondo, Jawa Timur. Sempat menimba ilmu di Yogyakarta.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar