http://www2.kompas.com/
Lukisan Pengantin
-buat Linang Dian
Sebuah lukisan tentang masa lalu adalah angin yang
Menggeraikan rambutmu. Tapi makna kesangsianku tak terpahat
Dan aku bermimpi dalam kabut; cahaya memercik dari senyummu
Menjadi kelepak kelelawar. Masih aku bermimpi tentangmu
Pada segala yang hendak kuartikan dari mawar hitam
Ketika dunia kini hanya bersisa abu.
Pada sepenggal musik sengau, pikiranku memudar
Menjelma kepulan asap. Dan matahari terbunuh di sudut
Matamu yang menyala-malam tak terkisahkan, di mana tawa hantu
Hanyalah auman di balik lukisan. Kupikirkan duniamu
Tanpa isyarat. Tatapanku lepas menjadi petikan puisi
Merubah auman hujan menjadi musik yang tak bertepi
Melebihi prahara di puncak malam.
Pucuk-pucuk hening saling bertemu. Tapi isyarat ini
Tak tersampaikan: menjadi masa lalu dalam masa lalu
Isakku terkubur di balik dinding, kesangsianku mengakhiri
Kepergianku dalam waktu. Tak ada yang mesti bersisa
Selain abu dalam lukisan-bisikmu memanggil angin
Agar pikiranku terdampar di sebuah pantai yang penuh
Dengan retakan. Menghukumku dalam keramik yang tua.
(2000)
Bagi Hidup Luka Telah Mati di Bulan
Mulut menganga penuh kotoran anjing, bukankah pekik
Penyair turut mewarnai nadi malam. Menjadi keajaiban
Setelah pengetahuan hancur, tinggal pedih-
Kau menangis di air tawar; pedih ini, Dian, akan melebihi
Tusukan tombak. Luka yang memudar di bawah lampu
Luka yang melihat bayangannya: tubuh kayu yang tinggal
Arang di hutan, setelah gerimis menipis. Bahkan puisi
Tak mungkin terbaca lagi.
Luka ini menebas batas, berpendar pada bulan
Kesurupan yang menyala menjelma nyeri lolongan
Bagi hidup ini, aku kehilangan kupu-kupu; dimana luka
Bertunas dalam abu. Malam menjadi tanpa musik, hanya isak
Yang tertahan di alir sungai-isak yang membasahi bajumu
Masa lalu sekarat di pantai. Waktu terlepas ke pusat cakrawala
Mengapung-apung. Matamu memejam oleh teluh bisikmu, Dian
Tapi bukankah api berlidah dan menangkas sepi. Tapi kuragukan
Semua ini.
Malam telah tua. Maut memekik dalam penyesalanku
Pikiranku terbakar oleh mimpi buruk yang hendak meledak
Dari payudaramu-seperti mimpi; aku bernafas di pantai
Kekosongan dan hanyut dalam cahaya menuju hutan perlambang
Kulihat lukaku mati di bulan. Nyeri itu tak berbatas pada
Bayangan pohon, nyeri yang mengental. Kelak makna luka ini
Lahir di kebutaannya. Dian, ziarahilah tubuhmu, biar sepi
Tak terasa gelap-meski kau bukan pelayat yang melagukan
Cahaya; setelah auman hujan menggulungmu, membuat pikiranmu
Tinggal serpihan-serpihan di udara.
(2000)
Djati Bening, 1270
-buat Deni Tri Aryanti
Kesunyianku adalah sebuah jalan: aku belajar
Untuk mencair seperti cahaya, atau bayangan dengan
Baju musim semi dari kulit kerang. Duniaku alir dengan
Penggal ketiadaan yang meniup seruling.
Kutangkap selarik musik dari burung camar, musik yang
Menyeberangkan matahari. Luka memar telah membelah
Jadi bayangan dengan bentuk paruhnya pada bening gelas
Tapi apakah yang bersisa di mimpi ini?
Isak daun memercik. Dan hutan jati jadi nyata memerangkap
Penglihatanku. Keterpesonaanku pada sunyi mirip musik lebah
Dan memberi nyawa bagi pohon jati. Ingatanku bangkit
Untuk memulai hari, menghirup rasa pahit yang tak selamanya
Kekal oleh kata. Juga doaku membatu di kerongkongan.
Aku mencari jiwa dalam baju musim semi. Sunyi menyanyikan
Musik riangnya. Tapi dimanakah jalan-jalan ini mesti
Berakhir, jadi perlambang, dimana aku mengingat-ingat
Kembali bagaimana dunia ini pada akhirnya: yang bersisa
Hanyalah angin, dan ingatan, setelah musik sunyi perlahan
Memudar di tepi danau.
(studio teater Gapus, 1999)
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar