http://www.lampungpost.com/
Tertimbun Seribu Lumpur
“bila hati hilang api
pikiranpun tak penting lagi!”
ketika hujan tinggal gemuruh
seperti derap bayang-bayang
dari semak-semak yang jauh
mungkin ruang yang berdenting
dengan warna kecapi
melarung masa lalu, barisan waktu
tanggal di antara debu dan tanah-tanah ungu
retak dengan jejak
tak lagi nampak
aku kupas pikiranku lewat sayap serangga
di hening angin
saat malam mencambuk kelamin
di kertas-kertas buram; puisi mabuk!
lihatlah, O! aku gerakkan jari-jari hingga gelombang
tenang. menjahit daun-daun kering yang terbang
di bau-bau bangkai, mayat tanpa tubuh juga nama
tertimbun seribu lumpur dan terlempar
jadi puing-puing. asing.
O! dalam mata terkapar aku lontarkan mimpi
sejarah hitam seperti tetes embun
memecah jalan-jalan elan. dan aku
bekukan darahku melukis asap-angin
hingga aku tahu
seribu malaikat pelan mendekat
dan mati
Lamongan, 2005
Musik Dendam Musik Kambang
sebab gelengan kepalaku adalah musik yang membakar
dendam ruh-ruh purba hadir dan berteriak
melaknat para khianat: kaum telanjang
pemuja pantat dan selangkang
ya widi ya tragedi
inilah sejarah tulang, musik yang kambang
batu-batu perburuan terukir di gua
asing. juga warna lumut paling maut
berputar di kepala seperti nasib di tengah manuskrib
api di dalam kutang yang menantang
ah! seperti itulah irama
semisal kutuk atas tubuh tanpa ampun
tanggal. luruh di tanah terkalang jadi sampah
dan diantara deretan makam
ada yang terloncat, mencelat
susuri lagu-lagu masa lalu
masa penuh peluru yang menghalau
gegap silau. matahari yang hijau
membentuk ruang dan salju-salju neraka
ya widi ya bir-birahi
simak segala aib di kutub-guruh senggama; senja
cekik jantung lewat pusat-pusaran gelombang
ah! tangis hentikan gerimis
dan O! segala lentik-petikan jari-jari
hilang. hilangkan hari-hari sunyi; wujud langit
waktu yang berhenti dan segera
gegas bunuh diri
Lamongan, 2005
Batu Dingin di Dalam Api
ombak pun meleleh
menggelegak!
dan tubuhku terhunjam
seribu tombak
kitapun harus pulang susuri tanah-tanah retak
persemaian pertama saat matahari merah
dan hujan penggal luka
duka yang masih basah
datang dan terus berdentang sepanjang musim
airmata
hingga jauh membentuk lubang
kubang sumur yang gembur
kita tanggalkan mata dalam mimpi
terjaga seperti batu dingin di dalam api
meluncur dan berputaran di kepala kita
terbang-tembus tubuh
lelap
gemerlap cabik-cucuki gunung
batu-karang
semua tiba-tiba menelan hari penuh elan
ombak pecah, garang meloncat di atap rumah
dan nyawa begitu gundah
seperti kita dengan jantung lepas
berdegup menghitung warna detik di telinga
ah, kitapun membuat asap dari debu
dari keringat di setiap bangkai
penuh dan bergemuruh oleh gempa
atas laut yang gelegar
selangut lagu-lagu kalut
lalu tangan seperti juga kulit tipis dalam gerimis
kita letakkan di rami-rami jerami
menghapus setiap nafas-nafas sunyi
dan pelan-pelan
memungut maut hingga impas
dan balik ke tanpa sungut
Lamongan, 2005
Mayat yang Pulang
“adakah duka ngalir pada airmata
saat angin sembur bau bangkai
mayat yang pulang, berseragam
dan ketuk pintu
ibu?”
malam bakar suara, erangan
seribu sajadah berarak lewat tetes air
dalam mimpi ngukir luka
seribu sihir dengan tubuh
berkubang darah
dari denting gerimis
aku saksikan jalan-jalan mekar
nggergaji setiap puisi, tubuh
terpenggal dan menjalar jadi aksara-aksara
mursal bergerak di antara sakal
matahari seperti taifun, tahun-tahun
kembali meledak sekaligus diam
mematung-pancari pusara-pusara panjang
berlumut dengan ilalang ditumbuhi sperma
“adakah duka?”
mungkin api
berdentam dengan janggut putih
meremas nafas bayi-bayi yang tumbuh
dan mati dengan derap
para pencuri kitab; sang keris
pukul-patahkan kaki pengelana
di padang paling gilap
rumput-rumput meranggas
tanah-tanah meluncur dari kuncup payudara
gunung berapi yang hunjam gung dan gaung
lalu kampung
menghisap gagap-gelagap irama asap
dan segala
lenyap-melesap di batas
batang-batang padi dan aku
gasak-santap penuh gegap
“mayat yang pulang, berseragam
ketuk pintu
ibu?”
Lamongan, 2005
Hujan pun Langut
hujan pun langut
angin berkibar-kobar penuh sikut
lalu diam
seperti batu apung
tenggelam
waktu kembali menetes
teriaki lubang-lubang jalan
jalan bermuara dengan serakan puing
dan bau obat yang sangat pesing
pelan-pelan cerita dimulai
menetes dari kilau lembab gua
jadi warna airmata; sebotol keringat
urung dilempar sebab terlanjur memar
semua tertikam di garis-garis ritmis
laut dan gelombang seperti rindu
gagap berlari dalam lagu lindu
gegap dan melontar tubuh lebih gemuruh
dari segala guruh dan peluru
ah, ruang hanya hitam
bayang-bayang selalu tampak saat merah
racun di sisik panah berloncatan
dan putihkan usia
seperti maut selalu luput
selalu bergelut
Lamongan, 2005
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar