Binhad Nurrohmat
http://www.lampungpost.com/
Tak ada yang kucinta selain tuhan
namun tuhan gandrung kepada Adam.
Bijakkah tak kubenci umat manusia
semembara api birahi sekujur semesta?
Tiada musuhku yang melebihi mereka
tapi tuhan memilihnya jadi sekutu
hingga kesumatku tergoda menyulut surga
dan menghanguskannya tanpa sisa.
Nirwana menjelma nerakaku yang pertama
setelah manusia menjamah singgasana tuhan
dan bara amarah membakar rasa terbuangku
sejak mereka curi kasih tuhan dan aku tersisih.
Cinta serupa tuhan yang mengutuk cemburuku
pada manusia yang manja menghuni nirwana
dan melulu menitahku tulus memujinya
semulia sujud api pada tanah liat paling hina.
Sekujurku terterungku masygul di firdaus
setelah tuhan menikam jantung gandrungku.
Kenapa gelora cinta menjelma marabahaya
sejak ada tikaman begitu dalam menganga?
Atas nama segala perseteruan dan dendam
kupupuskan segala kepatuhan yang kudus
dan kukelabui manusia dengan kelembutan
agar tuhan tahu betapa agung kesumatku.
Akan kutinggalkan surga bersama manusia
dan aku gentayangan dengan dada terluka.
Aku ingin mereka terusir bersamaku semata
dan terpenjara sesal abadi Adam dan Hawa.
Akan kupanggang dunia di tungku kecewa
sepanas sajak membara di dasar neraka
dan kerongkongku mereguk seisi nirwana
seamis genangan haid pertama Hawa.
Aku bakal hidup selamanya di semesta
karena lebih mulia ketimbang manusia.
Aku lahir dari kobar api panas jumawa
dan mereka tercipta dari tanah ternista.
Aku dan silsilahku tak saling bertikai
sebab musuh agungku umat manusia.
Kelak mereka girang membasmi sesama
sejak kurasuki kemurnian darahnya.
Kutertawakan hunusan kejahatan
menujah segala keluhuran dunia
dan kucibir semua kebajikan manusia
agar sekujurnya terlumur durjana.
Di liang telinga kemelaratan kutiupkan dusta
melebihi busuk selokan mengaliri kota-kota.
Di lubuk kemakmuran kusematkan ketamakan
seharum firdaus melenakan moyang manusia.
Kulucut kain perempuan yang segar raganya
dan semua mata pejantan rakus melahapnya.
Aku ingin murka tuhan mengutuk manusia
dan mereka mengira tuhan cemburu belaka.
Simaklah, tuhan yang mencampakkanku
berang pada dunia penuh makhluk durhaka.
Aku bersekutu dengan silsilah Adam dan Hawa
mencemari tahta langit dengan jelaga dosa.
Aku seruncing tanjung terhunus ke arah lautan
mengincar langkah matahari ke arah barat kelam
dan tuhan melulu ingin membelenggu tubuhku
dengan tangan salih manusia ringkih dan dungu.
Aku jadi awal penyesalan tuhan
sebelum Adam dan Hawa mengkhianati firman
dan mereka menjelma mula kemenanganku
setelah aku tersisih dari sentuhan kasih tuhan.
Kegelapan menjelma kerajaan abadiku
dan sarang termulia untuk membangkang.
Tak ada nyali cahaya menyentuh tubuhku
yang melebihi legam arang paling berdosa.
Birahiku lebih perkasa dari seluruh gairah manusia
dan ciumanku mengulum segala kesepian semesta.
Kujamah jantung hasrat para nabi dan orang suci
hingga segala kecemasan tuhan terbangkitkan.
Untuk apa aku ada jika bukan untuk makar
pada segala cinta manusia pada tuhannya?
Kelak aku berpesta di neraka selamanya
merayakan puncak gemilang jahanamku.
Kuhuni relung terdalam gairah manusia
yang angkuh mencibir keagungan alam baka
dan kulempangkan arah jalan paling manis
untuk meninggalkan tuhan seteguh iman.
Tanpa bisikanku yang memabukkan
manusia hilang rasa menjamah dunia
dan terkubur taburan serbuk hampa
hingga godaan firman membiusnya.
Aku berkacak di puncak semesta tertinggi
menandingi kegagahan tuhan ketika muda
dan kupikat pilihan manusia lewat bujukan
yang mengecoh kesucian telinga hatinya.
Cintaku yang tercampak dari nirwana
terus meronta di sekujur perih hayatku
yang mengembarai semesta sebagai pecundang
yang bertarung demi seluruh kemenangan.
Hanya manusia tempatku bertaruh selamanya
demi merebut pengatup nganga rasa kecewa
dan memompa hasrat yang tak pernah bosan
menaklukan nama tuhan di penjuru segala.
Setelah tuhan menampik keagungan cintaku
kasih yang tersingkir memaksaku mengusir
kekudusan dari sekujur manusia dan semesta
dengan ketegaran yang menggema ke luar nirwana.
Dan kumuliakan segala kesesatan selamanya
seluhur meninggikan rasa cinta untuk kebajikan
hingga seisi semesta pergi dan tuhan tinggal sendiri
menyesali segala firman kutukan yang tak terperi.
—–
*) Lahir di pedalaman Lampung, 1 Januari 1976. Baginya, tindakan penyair adalah puisi yang ditulisnya. Menyiarkan empat buku puisi dan satu buku esai. Pada musim panas, musim gugur, dan musim dingin 2008 menjadi visiting writer di Semenanjung Korea.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Jumat, 18 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar