TERBELAH SUDAH JANTUNGKU
Aku diletakkan di antara dagingmu
yang digarami persetujuan dan peseturuan
akan mengambang di antara kejejakkanmu
sambil menjilati garammu itu
lewat bidang dadamu
aku melihat hari-hari jadi seperti babi
mengendus-ngendus di gigir pedang tajam sambil
menyerahkan tubuhnya berdikit-dikit dibelah
dan luka-luka darah pun meleler
darahmu ataukah sekalian darahku?
dan itu bercampur seperti adonan yang diubek
dalam piala kristal milik para sakit
yang sekaligus penguasa dan pemegang tali
para akrobat yang di malam-malam sedap
memutar bulan seperti memutar pantat
pantatku yang keras dan kering ini
aku memang milikmu dan kau milikkukah?
aku memang pasir, laut, siwalan, ceruk, ikan?
kau apakah juga memang nelayan, jaring, perahu, kemudi?
sang pasangan abadi yang tak pernah undur
melintasi apa yang telah ditudingkan
Tao dalam jalan, dalam nama, dalam sakti
Kresna dalam gita kewajiban dan pengorbanan
Sufi dalam dzikir yang menelan dan memuntahkan matahari itu
“Sang Prosa Abadi!” Ya, itulah Sang Prosa Abadi! yang telah digelapkan para kelasi lewat lambung kapal Columbus dari perburuan sampai benua baru, dari benua baru sampai kamar
sendiri, dan dari kamar sendiri sampai kegemetaranmu
yang kusentuh ketika kita saling berdekapan,
berciuman lalu bersetubuh dan berak di lantai-lantai
membuat balairung jadi kakus panjang
dan menyeret Ken Arok tegak ke depan
si penjaga taman yang di matanya masih menyimpan
bagaimana fantastisnya merkuri di balik kain sang permaisuri
apakah itu memang cinta ataukah teror?
apakah itu memang begitu, kekasihku?
akh, kini tak ada lain
kecuali kita mesti menelusup ke semak-semak
seperti ular itu, seperti kalajengking itu
lantaran telah terhunus kehendak kejam
kehendak saling culik dan curiga, saling gigit dan terkam
sampai areal pun memusar pada ketiak Kurusetra, Singosari,
Bosnia, Tembok Cina, lalu terselip
pada ranjang si Salman Rushdie
yang menghitung waktu dengan keringat dingin
kegembiraan dengan dinding pengap
dan membuat kelepak jadi daging kurus
yang tulangnya saling menonjol dan rapuh
“Pletak!”: Patah! Ya, patahlah tulang-tulang kita
berserakan seperti jajaran kepulauan di khatulistiwa ini
jajaran mahkota yang di tajuknya sesak akan
suara yang mengerang-ngerang
yang timbul-tenggelam penuh daya, penuh tenaga
pukul-memukul tanpa henti, tanpa lelah
saling pandang-memandang dengan mengusung
nama, tubuh, alamat, kartu, catatan, surat jalan
sampai pada yang dekat-dekat dengan batin yang tersisa
yang melamar ibu kandung dan menikam dada ayah yang berujud anjing,
lalu menendang sampai jadi gunung
lantaran tak bisa meneropong itu semua
jika begini,
terbelah, ya, terbelah sudah jantungku dalam kegemetaranmu
itu, kekasihku……
Gresik, 1995
BATU APUNG
Batu apung yang cemburu pada sang utusan sebelum terbang ke langit, menghitam di matamu yang makin hitam itu. Dan duniamu yang hitam memang penuh bentangan yang terkibar. Seperti kain raksasa. Yang tak akan bisa dicari panjang dan lebarnya: “Aku ingin membikin anak-anak berlarian dengan merdeka!”
Tapi teriakanmu itu, teriakan yang juga hitam, cuma mengapung di panggung. Seperti seekor mamalia pilihan yang dilelang. Lalu kau ringkus dengan dedaunan dan biji-biji ulat. Seperti sesaji harian yang mesti kau lepas. Ketika semua orang sibuk memasangkan sayap di kedua tangan dan kakimu yang ingin naik.
“Silakan, jika Tuan mau terbang menemui sang utusan!” Ahai, apa kau siap untuk terbang? Di seputarmu, tubuh-tubuh yang kepalanya telah kau sunduk pun saling menggigil. Dan anak-anak yang berlariannya akan kau merdekakan itu cuma berdiri di pinggiran. Sambil menyembab: “Beri kami recehan, entar Tuan, kami beri doa yang makbul, oke?”
Kau pun cuma mendengus. Dan batu apung yang menghitam di matamu yang makin hitam itu pun mendadak memelar. Menutup semuanya. Termasuk meja, gorden, kursi, taplak dan pendingin di jantungmu. Yang kemarin siang telah kau jagakan pada si melata. Si melata yang di hari-hari tertentu, memasukkan si makelar yang menawarkan kenyamanan.
Kenyamanan untuk terbang. Kenyamanan untuk menemui sang utusan. Dan kenyamanan untuk balik lagi sambil berlagak: “Di langit aku telah bertemu sang utusan. Dan sang utusan berkata, mengapa matamu begitu hitam. Dan begitu seperti tak ada lubang untuk bianglala. Seperti mata milik si pasukan gajah yang telengas dulu?”
Lalu kembali kau pun mendengus. Dan kembali pula kau mengganti si melata penjaga jantungmu dengan seekor gajah yang besar. Dengan belalai, kuping, kaki, perut dan kerahasiaan yang juga besar. Kerahasiaan yang menegak. Kerahasiaan yang seluruh keutuhanya kau beri otot besi. Dan kau tindik dengan pesan: “Ya, ya, percayalah, segala taruhan itu memang bermula di ini!”
(Gresik, 2007)
Sumber, Jurnal Nasional
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar