http://cetak.kompas.com/
Cerita Bodoh
Kepada Noorca M Massardi
1.
Ke pulau Lombok
Air diam saja
ketika kapal-kapal rusak dari Padang Bai
menyeberangkan ratusan orang
tanpa sekoci dan baju pelampung
meninggalkan asap hitam
memaksa laut yang tak lagi asin
berpura-pura
mengirimkan angin garam
Tiba-tiba aku merasa tak pernah bepergian
Ombak menghapus jejak
Dan kembali resah
Di lubuknya ikan-ikan
meregang nyawa karena
siripnya merapuh tercampur limbah
minyak tumpah
Selat Lombok
Mungkin hanya satu lompatan ringan bagi seekor
kuda air
Namun enam jam menuju Lembar
lama sekali berakhir
Hingga aku mendengar suara penggerek
menurunkan pintu baja
bunyi alarm
dan suara gaduh orang-orang
berebut turun
ke dermaga
Tak ada yang asing
Aku melihat cermin yang sudah tua
Di dalamnya ada tubuh pengemis dan gelandangan
Jalan raya malam
Lampu-lampu mengeja huruf
di setiap persimpangan
2.
Seorang musafir fakir
Mengucap salam kepada air
di manapun bertemu
Tak terkecuali di Tetebatu
Bahkan di bawah air terjun yang dingin
Ia melepas baju
Lalu berendam bagai sepotong ranting
Hening di sekeliling
Nafas murni air menghembusnya
dari ketinggian seratus kaki
dari tuas-tuas batu yang basah
dari akar lumut dan pohonan
yang menggelayuti tebing
dengan pasrah
Ia bahkan tak mendengar gema
Saat sesuatu yang selembut puding es menyusup
ke relungnya
Sesuatu yang tak bisa diterangkan dengan kata
Dan di saat itu
ia merasa dibebaskan dari seluruh penderitaannya
3.
Mendengarmu mengaji
Sama artinya dengan mendengar
cerita bodoh petani
di sepanjang lereng Gunung Rinjani
Mengucap salam kepada aroma pestisida
Kepada janda janda miskin
Anak-anak kampung yang menerima upah
dengan tangan dekil
Hamparan ladang tembakau seluas pandang
Tidak membebaskan mata
Malahan menyekapku dalam hawa panas tak terkira
Bau sangit daun menebar
dari oven-oven pengeringan berdinding bata tebal
Bacalah sekali lagi
Aku masih ingin mendengarmu
Aku ingin kau mengerti betapa panorama yang hijau ini
tak ubahnya penipu di mataku
Lombok, Agustus-September 2008
Jalan ke Tilong
Pada jejak yang pulang
Aku tinggalkan untukmu jalan ke Tilong yang sunyi
Pohon tuak seratus tahun dan wangi gula cair
Bocah-bocah berbahu kayu
tertatih-tatih memikul jeriken air
Aku tinggalkan juga sepotong senja purba
Bukit-bukit hantu
Dan jurang-jurang yang dalam
Di tempat mana Pah Nitu bangkit
serupa larung yang memanggil-manggil
di ambang malam
Ia begitu dekat
Dan mungkin ingin mengambilmu
Namun ia tak memiliki jalan
Ibu Tua di langit telah mengikatnya
di tempat-tempat pemujaan
Maka datanglah kepada angin kepada debu
datanglah kepada yang memiliki isi kebun
dan bendungan
kepada Pah Tua yang mengirim
badai dan penyakit
kepada Ibu Tua dan Ama Tua
yang berdiam
di langit paling tinggi
Apa kamu masih menanam padi dan jagung
Apa kamu masih menyadap nira
Atau mungkin kamu marah
kepada hidup yang tidak adil
Adukanlah semuanya
Peluklah pohon
Menyanyilah di pucuknya
Kasih bumi tak berhenti
Pada jejak yang pulang ia menemanimu
bersama roh
orang mati
Kupang, April-Mei 2008
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Tampilkan postingan dengan label Riki Dhamparan Putra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Riki Dhamparan Putra. Tampilkan semua postingan
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae