Tampilkan postingan dengan label Mega Vristian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mega Vristian. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 September 2011

Sajak-Sajak Mega Vristian

http://regional.kompas.com/
Namaku Leung Lai ching

Namaku Leung lai ching
aku lahir di Hung Hom, Hong Kong
orang tuaku penjual bunga-bunga kematian
rumahku dekat pembakaran mayat tapi harum
sejak kecil aku diajarkan makan dengan sumpit
bangun tidur setelah cuci muka dan sikat gigi
kubakar dupa untuk mengingat nenek moyang

mataku sipit kulitku putih
dibakar matahari pun akan kembali putih
kerjaku cuma sekolah
menjalani berbagai kursus agar pintar dan selebihnya bermain
membantu membersihkan rumah aku tak pernah
sebab ada pembantu yang bersamaku
anak-anak di negaraku hampir semua begitu
para ibu lebih suka bekerja dari pada mengurus anak dan rumahnya

– setiap pulang kerja ayah menggerutu, tak ada pembeli
bunga-bunga hilang aroma gugur layu

(Hong Kong)



Imlek


Menandai pergantian tahun
aku dan nenek Leung shiu Nam
dihajar kesibukan
rumah dicuci bersih agar sial tahun lalu
hilang tak terulang
bunga-bunga bermekaran
berdamping sesaji untuk para dewa
kwaci, gula-gula siap di meja
sebentar hari lagi kerabat saling berdatangan
berpeluk sesaat sambil mengucapkan kata-kata bijak
bertukar am pao aneka warna

kusiapkan seperangkat alat mah jong
untuk mereka bermain judi
ini sekedar tradisi yang tak akan ditangkap polisi
kelakar canda tawa sambil meminum teh panas
dari cangkir kecil hijau berukir naga emas

kepul asap dupa dihembus angin
menari kesegala arah
diam-diam aku jadi kanak
menyelinap membuka am pao
aha! bocah-bocah mengikutiku
kami tersenyum menahan lepas tawa

(Hong Kong, Imlek Feb 2004)



Terang Bulan di Hong Kong

lihatlah rembulan bercahaya indah menyinari bumi
mari anak-anak ambil lampion nyalakan
agar gelap malam makin terang
kau lihat di taman-taman dan sepanjang dermaga
semua kawan
membuat pesta membawa kue dan buah-buahan
bersama orang tua diringi zitar bergembira menyanyi untuk dewi rembulan

(Hung Hom, Hong Kong, Moon cakes Festival)



Pesta Dayung Perahu

ayo dayung perahu dayung ke arahku
kalahkan arus air melajulah mengejar waktu
biarlah keringat mengalir membakar semangat
dayung sampan sambil menatap ke depan

berlomba mendayung perahu naga
mengenang tradisi rakyat china
pantai Stanley sampai sungai Shatin
sambil memakan kue Chung

ayo dayung hingga ke ujung kemenangan
perahu naga berkelok-kelok indah buih airnya melukis laut

(Hong Kong, Dragon Boats Festival)



Gunung Bak Poa

Mari kawan kita berlayar naik perahu ke pulau Cheng Chau
menikmati pemandangan indah pantai
kuil Pak Tai tempat bersemayan dewa
didepannya ada perayaan panjat gunung kue bak pao

panjat tinggi ambil sebanyak-banyaknya kue
taruh di keranjang yang menggelantung di punggung
satu, dua, tiga ayo ambil terus

Mari kawan kita lihat bersama
karnaval keliling pulau dengan aneka baju tradisi China
banyak ular naga besar berdesis-desis liar
jangan takut sebab naga-naga berkaki manusia

(Hong Kong, Cheung Chau Bun Festival)



Mari-mari Bersembunyi

senja kelam di bulan tujuh malam lima belas
bakar terus dupa diantara lebatnya curah hujan
di hari Yue Lan, arwah bergentayangan dari neraka
mereka lapar dahaga bangkit setahun sekali
jangan sesekali mengumbar emosi
ragamu bisa di pinjamnya nanti

nenek merapal doa-doa
ayah menuang arak minuman dewa
ibu mengajarkan anak-anak
memasak dan melipat uang-uangan
untuk persembahan

jalanan lengang semua bersembunyi
tak ingin melihat arwah dan setan-setan
berebut lahap menyantap sesaji di pinggir jalan sepi

— Hanya raja naga beringas menari diiringi tetabuhan dengan syair mantra

(Hong Kong,Hungry Gost Festival)

Sabtu, 03 September 2011

Sajak-Sajak Mega Vristian

http://oase.kompas.com/
DOA YANG MENCINTA
: Joe Budi Sambodo

Allah, hapuskan ragu di hatiku hapuskan rasa takut di hatiku setelah Kau terbitkan matahari cintaku tuntunlah selalu hatiku tuk berani menyemaikan rindu setitik cahaya bahagia dari perjalanan panjang kehidupan yang penuh luka-luka

Allah, lelaki itu yang mengajakku bangkit lelaki itu yang dengan jemari kasihnya telah memperkenalkan kembali kepadaku tentang sesuatu yang telah lama kutinggalkan lelaki itu yang mengenalkan cinta lewat kasihnya sendiri lewat airmatanya sendiri: seperti embun terasa seperti air wudlu di subuh hari.

Allah, dia, lelaki itu, menyadarkan aku selama ini aku terlalu sombong aku terlalu yakin bisa sendiri sampai akhir dia menanamkan kembali pohon cinta di hati yang kembara di hati yang lelah

Allah, Izinkan aku selalu mencintainya dengan ketulusan dalam suka dan duka sampai batas usia menghadapi terik bersama

atasnama-Mu dan restu-Mu aku kan menggenggam jemarinya

Allah, izinkan kami bahagia berikan kami kebahagiaan satukan kami dalam keagungan-Mu dalam kehambaan kami berjalan, menuju surga-Mu tanpa ragu sekuat mampu ?

(Hong Kong, musim dingin 2010)



SAJAK UNTUK BIMA

aku baca sanjakmu tentang layang-layang cinta dan rindu segala bayang katamu, sayang baris-barismu seperti angin keluar dari sarang menggelegakkan telaga jiwaku tentu kau akan terus belajar berbahasa belajar memahami kehidupan mata air makna yang mengeraskan kelak tulangmu tentu kaupun akan terus menghirup bening airnya kelak memurnikan darahmu sebagai manusia dan ketika itu kau pun setiap bertemu mencium tanganku mengerti duka dan lukaku bangga menjadi anakku ibumu pengembara bagai pelangi jembatan ke matahari

aku baca sanjakmu, nak oh, sayapmu sudah mengepak kau mulai mengangkasa kau tahu tentu hatiku adalah sarang hatiku adalah rumah dengan pintu terbuka menunggumu pulang

apa yang ingin kutulis dari hong kong apa yang ingin kutulis dari tanjung rantau kembara kuminta kau tidak takut luka kuminta kau tidak takut jatuh hemat dengan airmata taklukkan badai tundukkan topan k arena di nadimu mengalir darahku perempuan yang menolak menyerah kecuali pada kehendak-Nya

(Hong Kong, Hung Hom, 2010)



CINTA DI UJUNG SENJA

selembar surat kukirim kepadanya tanpa huruf dan kata hanya genang air mata membekas melukis rasa

– bahagiakah?

(Hung Hom, Musim dingin 2010)



KANGEN

anak tersedu ibu pilu aku terpasung waktu

(Causway Bay, awal Agustus 2010)



UH

Senja jatuh aku mengaduh di kening guratan keriput bertambah,uh!

(Wanchai, awal Agutus 2010)

*
Mega Vristian, penulis yang sementara ini tinggal di Hong Kong, karyanya sudah banyak dibukukan.

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae