Rabu, 18 Agustus 2021

Sajak-Sajak Djoko Saryono

MOMENTUM
 
/1/
masihlah ia belia
jelita, anggun, dan cendekia
kerudungnya berserasi kebaya
keberaniannya setebal semesta
 
dalam nafas dilayari doa-doa
dalam gemetar kedua hasta
dijahitnya carik kain dua warna
dengan jari-jemari dituntun sabda
malam gentar serasa hamil tua
seperti menjelang kelahiran tiba
 
"ini malam Jumat mulia
harus lahir sebuah bangsa",
ucapnya menatap satu bendera
yang dijahit sebelum subuh tiba
 
/2/
masihlah ia muda
tegas, berani, dan cendekia
nyalinya tak ada tandingnya
maka dibentangnya sang saka
saat pagi dimatangkan suasana
oleh detik-detik melangkah bijaksana
 
dalam upaca sederhana
di Pegangsaan Timur 56 Jakarta
dwitunggal takzim menghormat
orang-orang mendaras selamat
 
Kemerdekaan adalah ibu kebebasan
Kemerdekaan itu bunga indah rupa
merusaknya membuang harum jiwa.
 
17 Agustus 2019
 
 
 
SELAMAT HARI KEMERDEKAAN INDONESIA
 
Daulat, sehat, dan kuatlah Indonesia.
Kak (eh Bung), kerja belum selesai, jangan bersuka ria senantiasa. Jangan bersolek penampilan semata.
 
Kaum wader pari dan cemplon belum bisa bedakan umpan dengan makan -- tak bisa bedakan mati dengan rezeki.
 
Kaum hiu dan beluga terus-menerus lahap makan dengan menghancurkan umpan -- senantiasa mahir bedakan mana napas manakah tumpas.
 
Meski sekarang menjadi klise, kehilangan ruhnya yang dahsyat, lantang kulafalkan: MERDEKA!
 
Alhamdulillah....
 
17 Agustus 2021
 
 
 
DUH GUSTI (I)
 
Gusti,
sunyi apalagi diantarkan pandemi
waktu demi waktu yang tiba tragedi
kabar-kabar pilu dan kisah-kisah lara
dalam gemetar data, angka, dan kurva
 
di manakah sekarang kegembiraan
dan tawa berlepasan di arena perayaan?
saat pamer kesuksesan dan keuntungan
sembari menggelar rupa-rupa keterlupaan!
 
waktu yang lewat terasa hanya alarm gawat
kata-kata tak sanggup membisikkan nubuat
lihat, kitab-kitab suci tampak tergagap-gagap
dan ilmu pun embus napasnya megap-megap
 
Gusti,
pelajaran apalagi yang luput aku hikmati
hingga langkah kaki pandemi tak terdeteksi?
mungkinkah aku asyik dengan diri sendiri
memuaskan kebuasan dibungkus jubah suci!
 
Gusti,
warta apalagi esok aku dengarkan di sini:
sesak rumah yang jadi kubu pertahanan
dan lengking keluh ketaksabaran wajah pasi
sedang orang-orang menolak penderitaan.
 
4 Agustus 2021
 
 
 
DUH GUSTI (II)
 
Gusti,
lelah memang aku berucap
belasungkawa nyaris tak henti
tapi kenapa layar mendadak gelap?
tapi mengapa istilah tiba-tiba lenyap?
angka kematian tiada -- sungguh, sirna
kata kematian kemana -- benar, tak ada
padahal kematian terus terjadi
padahal ambulans berlari tak henti
 
Gusti, kemanakah angka kini pergi?
Gusti, kemana kata menyingkirkan diri?
kini aku nanar menduga tanpa data
kini aku terbata menyangka tanpa kata
kini aku melangkah berbekal peta buta
padahal pandemi masih serupa gergasi
padahal PPKM membuatku bagai napi
 
Gusti,
di negeri sulapankah aku kini?
berhadapan David Copperfield yang sakti
pesulap paling ulung di kolong bumi
biasa menyulap segala tak terlihat lagi
 
Gusti,
memang lelah aku mengucap duka cita
namun tetap bergairah melantunkan doa
namun masih tabah menanggung derita
kenapa angka-angka hilang dari mata?
kenapa kata-kata sirna, tak sampai telinga?
 
Gusti,
di negeri apakah aku kini?
angka-angka sirna, kata-kata tiada
padahal kematian ada di mana-mana
padahal pemakaman mencolok mata
padahal duka tekun merambat di toa tua
 
Gusti,
aku belum menyerah, meski lelah
aku hanya berserah, bukan kalah
kenapa angka dan kata dianggap salah?
agar aku tak kian gundah, tak kian resah
 
Gusti,
di negeri apakah aku kini?
di sini aku ketakutan sekali
 
10 Agustus 2021
 
 
 
DOA KENTHIR PANDEMI (I)
 
Ya Tuhan Yang Mahavirtual paling awal
sebelum jagat virtual diimajikan orang
pandemi memigrasikan kami ke jagat virtual
selamatkan hidup kami di ruang tak terbayang
hindarkan kami dari segala derita bebal
dan makin mengenal-Mu lebih dekat kental
dan jadikanlah kami lebih kuat supaya iqbal
 
Ya Tuhan Yang Mahadigital sejak awal
sebelum dunia digital dibangun manusia
wabah memindahkan kami ke dunia digital
selamatkan kami hidup di tempat mendua
lindungi kami dari marabahaya tak dikenal
dan kian memahami-Mu begitu fasihnya
dan buatlah kami makin berdaya dan andal
 
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
di dunia virtual kami masih nanar
karena banyak begal tak kami kenal
banyak tempat tak kami ketahui benar
 
Ya Tuhan Yang Mahadigital
di jagat digital kami masih gagap
sebab begitu luasnya tak kami hafal
banyak tradisi dan ritual di luar tangkap
 
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
kami tak menyangka harus hidup di sini:
dunia virtual yang berbahaya bagi kami
Ya Tuhan Yang Mahadigital
kami tak mengira harus berdiam di sini:
jagat digital yang belum kami kuasai
 
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
sebelum virtualitas dibuat insan
Ya Tuhan Yang Mahadigital
sebelum digitalitas dicipta insan
Ya Tuhan Yang Mahadaring
sebelum kedaringan dihasilkan insan
kapankah pandemi dapat dilembing
dan kami kembali beraktivitas di bumi
kapankah wabah dinyatakan berhenti
dan kami bersuka dan bersyukur tiap kali
 
Ya Tuhan Yang Mahavirtual
surelkan jawab-Mu, kami menunggu
Ya Tuhan Yang Mahadigital
japrikan petunjuk-Mu, kami merindu.
 
6 Agustus 2021
 
 
 
DOA KENTHIR PANDEMI (II)
 
Yang Tuhan Yang Mahavirtual
kini aku lebih sering beribadah virtual
buku cetak agama menumpuk bak bantal
 
Yang Tuhan Yang Mahadigital
sekarang aku terbiasa beribadah digital
buku lama tuntunan agama bak jadi kumal
 
ampunilah aku yang selalu gagal
menyatukan utuh yang virtual dan fisikal
memesrakan yang fisikal dengan yang digital
 
yang fisikal terkarantika di ruang hampa
yang virtual mengembara kemana-mana
yang digital sibuk kerja tak jelas di mana
 
gedung sekolah dan kantor jadi sunyi
padahal di situ aku biasa bekerja tak henti
hotel, pasar, dan mal masih juga senyap
padahal di situ riuh dagang acap terucap
tempat ibadah dan padepokan terasa kering
karena orang terpaksa sibuk ibadah daring
 
Oh Tuhan Yang Mahadaring
di mana kujumpai Kau di dunia daring?
tubuhku tetap terpenjara di jagat luring
suksma kelayapan hingga lupa tubuh gering
 
Oh Tuhan Yang Mahadaring
aku ingin istirah di rumah daring-Mu
menyatukan tubuh dan suksma mulai gering
yang sehari-hari terpisah meski merindu
 
Oh Tuhan Yang Maha Sakkarepe Dewe
terimalah doaku sebagai makhluk kere
yang kau turunkan di atas bumi surgawi
kini terdampar di planet digital tak kukenali.
 
7 Agustus 2021
 
 
 
KULANTUNKAN DOA PADA URAT JUMAT
 
Ya Tuhan Yang Mahasehat
sehatkan kami di tengah pandemi akut
kuatkan kami menjalani hidup penuh kejut
 
Kulangitkan doa pada Jumat teduh
 
Ya Tuhan Yang Mahasembuh
sembuhkan saudara kami dari sakit COVID
optimiskan mereka agar kuat sigap bangkit
 
Kusebarkan doa pada Jumat lengang
 
Ya Tuhan Yang Mahalapang
sambutlah saudara kami yang berpulang
sebab anugerah wabah COVID tak kepalang
terimalah mereka di rengkuh-Mu tak lekang
 
Kutaburkan doa pada Jumat hening
Ya Tuhan berilah kami pikiran bening.
 
6 Agustus 2021

http://sastra-indonesia.com/2021/08/sajak-sajak-djoko-saryono-2/

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae