Jumat, 20 November 2020

Sajak-Sajak Juan Kromen

IBU DAN DOA
 
petang merembang, lilin-lilin sunyi bernazar.
kembang-kembang kamboja tak lagi hirau pada musim.
ia semerbak lestari, menguar wangi mistis, seperti harap yang tak pernah pupus.
relikui-relikui dingin jadi latar.
pendar lilin berpagutan, hangatkan malam yang mulai gigil.
namamu tergurat bisu.
terang rebah di ranjang abadimu.
 
ibu di samping pembaringanmu.
tenang menatap namamu seperti mata yang berbinar.
aku pernah mendengar orang berkata:
"nestapa paling perih adalah nestapa ibu yang kehilangan separuh dirinya."
seperti maria di jalanan yerusalem menuju puncak kalvari.
ia tahu sedari awal, waktu di kenisah -- ketika simeon berkata:
"sebilah pedang akan menembusi jantung-mu."
namun ibu terlampau agung untuk dipahami oleh latah nalar dan rasa.
hatinya bak rumah yang tak pernah mampu kau masuki, meski telah singgah di serambinya.
ibu menyimpan semua perkara di dalam hati.
 
angin malam syahdu.
menderu di antara ranting-ranting kamboja yang mulai ranggas daunnya.
laut di belakang pembaringanmu kian renta.
doa telah membubung, layaknya wangi kamboja.
hati kita masih bertaut seperti sulur tetumbuhan liar yang meliliti batang-batang kamboja.
manik-manik rosario masih di genggaman, hangat di antara jemari.
damai bagimu di pembaringan abadi, damai di hati kami.
denyut nadi kami adalah darah yang tertinggal di bumi.
denyut hati kami adalah doa yang tak pernah mati - yang bakal mempertemukan kita;
lagi.
damai di keabadian.
 
2 November 2018
 
 
 
WAKTU DAN PEREMPUAN
(Untuk Ibu)
 
adalah waktu, serupa lorong tak berujung, sedari purba. renta -- ringkih? sungguh pun 'ya', ia seolah-olah baru terlahir kemarin, dari rahim teka-teki. di mezbah agung bernama pengetahuan, ia duduk manis, menerka-nerka isi kepala para cerdik-pandai yang menatapnya takzim dengan jidat berkerut: mencari jawab muasal segala ada. mungkinkah? entahlah. tapi hidup mengajarkan, ia adalah setumpuk pertanyaan yang tak bakal selesai.
 
adalah waktu, berjalan ajek sedang kita tertatih-tatih, menggulatinya. jejak-jejak terhampar lalu pudar. dari daging jadi tulang-belulang -- hingga debu-tanah. nisan-nisan bisu, kubur-kubur sunyi, daun-daun ranggas, aroma kamboja tak kenal musim. apakah waktu merenggut semuanya, tanpa sisa? tidak. tak satu pun yang direnggut dari kehidupan. kita punya ahli waris kehidupan.
 
adalah perempuan, serupa sang ada. rahimnya, rumah suci kehidupan. doa-doa luruh dari sekujur tubuhnya yang bersimbah harap. dan semesta memberi restu dengan aminnya yang ajaib. pada tungku-tungku adab yang mengepul-membara, tangannya mengayun kipas beranyam cinta. lalu kehidupan ditanak. dunia dibangun di atas pundaknya yang perkasa. sekali meronta, kehidupan adalah puing-puing tanpa makna: kelam seperti malam paling terkutuk.
 
adalah perempuan, penakluk waktu. di hadapannya waktu ciut. kehidupan ia dekap erat-erat di hangat dada. setetes susu adalah berlaksa-laksa cinta. jika cinta padam, masih berartikah waktu? jika kehidupan usai, masih adakah yang me-waktu?
adalah perempuan, serupa sang ada.
 
pm, 06/08/2020
 
 
 
DOA BURUNG WALET
 
pada rembang petang, bocah-bocah telanjang dengan aroma garam menguar dari tubuh ramping berbalur pasir -- pulang. burung-burung walet yang lalu-lalang di atas kepala, seperti kawan sepermainan yang setia, berkata,
"cukup untuk hari ini, kawan. esok, kembalilah. kami menanti kalian bercengkerama lagi bersama laut. akrabilah ombak sedari kaki-kaki kalian mudah goyah. kehidupan sewaktu-waktu akan seperti badai. kelak, ketika saat itu tiba, kaki-kaki kalian telah kokoh laiknya karang."
 
langit lembayung, dentang lonceng tua gereja di ketinggian memanggil-manggil malaikat. salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata, "bapak saya bilang, 'kita punya malaikat penjaga tak kasat mata di sisi.'" seorang yang lain menyambung, "ibu saya malah bilang, 'kitalah malaikat-malaikat itu.'" lalu hening. angin bertiup sepoi dari arah laut.
 
seorang yang paling kecil dari antara mereka celingak- celinguk, ragu-ragu menatap muka rombongannya, lalu berkata, "malaikat kan tempatnya di surga. tapi tuhan juga bilang, 'kitalah empunya surga.'" semua tatapan lalu beralih ke sang empunya suara. mereka mengangguk-angguk, setuju -- lantas melompat-lompat girang.
 
mereka lalu menengadah, menunjuk- unjuk langit dengan riang. seekor walet, yang terbang rendah di atas mereka melihat itu dan tersenyum. sang walet tahu, malaikat sedang melukis surga di kanvas langit untuk mereka. ia hanya berharap, kelak langit yang sama akan tetap seindah itu, dengan lukisan yang sama --untuk anak-anaknya di sarang, dan tentu saja, untuk anak para bocah telanjang yang sedang riang itu. surga yang sama bagi semesta.
 
pm, 29/07/2020

*) Juan Kromen, lahir di Waibalun, Flores Timur, NTT. Penikmat sastra dan kopi hitam tanpa gula. https://sastra-indonesia.com/2020/11/sajak-sajak-juan-kromen/

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae