http://berbagipuisi.blogspot.com/
Titik Air
Setiap manusia duduk di atas tumpukan kertas-kertas kenangan yang bertambah tanpa terasa. Di dalam detik, detak waktunya. Bertambah tebal tumpukan, semakin meninggi ketakutan hingga terkadang melebihi tinggi badan.
mari nikmati satu titik air
yang menetes di kaca,
merambat pelan
hingga termakan hangat udara
Kesedihan adalah titik air, yang seiring waktu pasti tertelan debur ombak kehidupan. Ketika hujan telah turun, itu pertanda cerah ceria warna langit akan kembali menemani.
**
Re-edit dan re-post
“Tak perlu membayar/membunuh masa lalu”.
Februari 2010.
Hari dimana aku mengenal udara
Tanpa terasa waktu terus bergulir
tanpa terasa kenangan banyak tertanam
ada yang datang dan pergi
masih dalam kutat langkah kaki
aku tautkan hati
berjalan melingkari jiwa
hingga saatnya nanti aku mati
dalam senyum bahagia
karena waktu mengijinkanku
menikmati masa-masa hingga hari ini
ya, hari ini
hari dimana ibu menandai
tiupan ruh suci terlahir di dunia
berikut teriakan tangis
diiringi lantunan pujapuji Tuhan
maka inilah aku.
Depok, 2009
Untuk Deeja yang berulangtahun hari ini.
Semoga selalu bahagia.
Kaya tanpa harta
Menimang abu
menggosok kulit
menunggu kesat
dihantaran air
kaya tanpa harta
Kerinduan Pagi
Berteman kokok ayam, setelah hujan,
air dingin bersauh hangat adalah ciumanku,
dimana telah aku sebut namamu,
dari gelinjangan tubuh malas,
yang masih sempat menyisipkan keluh,
meski untuk menemui cintaku,
Menjalani diri menuju rumahmu,
sempat aku melenggangkan kaki,
mencandai butir embun pagi,
tersenyum membalas sapa pipit yang terpeleset,
tertawa tergelak menghindari kupu yang mengejarku,
melompat kaget kala sang katak bersuara,
“kalian merindukanku?”,
“kemana saja dirimu?”, kalian serempak,
“sekian waktu kami lihat hanya lampu,
padahal terdengar nafasmu”, pipit bertanya dan menggumam,
“hey..kalian mengintipku?”, tuduhku,
“ya karena kamu sempat hilang”,
Benar, sekian waktu aku tenggelam,
begitu jauh rupaku berpaling,
tidak mengindahkan kehadiran kalian,
bahkan dirimu,
hembusan nafasku tidak memberi jawaban,
aku resah.
Sekian langkah aku mendekati rumahmu,
kerikil di depan mata kakiku terantuk,
“haii..lihat langkahmu”,
“maaf..tidak akan terjadi lagi”, jawabku,
dan aku terbirit menujumu,
aku ucap salam serta aku bilas kaki,
Aku cium punggung tanganmu,
begitu juga keningmu,
damai menemani hati,
karena kamu tersenyum tak menampik,
aku bangga mencintaimu,
sungguh bangga.
Depok, 2009
Bersahabat dengan angin
Aku melatih diri untuk mendekat,
aku ajak diri untuk mengenal,
bahkan aku paksa diri untuk berdiri berjajar,
tanpa mengurangi jati diri yang ada,
Sering aku hentikan nafas, melihatmu jauh,
sering juga jantungku berdegup kencang,
ketika kamu mendekat,
sedikit kesalahan selalu membuatku khawatir,
kehilangan kamu bukan bagian rencanaku,
seperti juga aku berdiri disampingmu,
lebih mudah bagiku bersahabat dengan angin,
sungguh lebih mudah,
Tidak ada waktu untuk kembali,
para pencinta lebih banyak mengalirkan mata ke hati,
dan cinta ini menemukan hati menuju mataku,
lebih mudah bagiku bersahabat dengan angin.
Gagak dan Hantu
“Hey, siapa disitu??”. Si gagak coba melihat.
“Eh itukan si parin yang kemarin melayang layang karena buaian..?!”. Kembali si gagak coba meneliti. “Bukan, kemarin dia melayang bukan karena buaian, tapi karena sentuhan!”. Sergah si hantu. “Begitukah manusia hantu??”. Tanya gagak.
“Mereka bisa terbang hanya karena disentuh? Dan mungkinkah mereka juga bisa mati karena disentuh juga?? Tanpa harus ditembak seperti kita??”. Gagak penasaran sembari memandang hantu.
“Bukankah kamu adalah burung penjemput..? seharusnya kamu lebih tahu dengan semua itu!”. Dengus hantu. “Aku hanya memakan bau busuk dan menjaga keharuman tubuh manusia, tidak mengawalinya.” Si hantu kembali menimpal.
“Tapi merekalah sumber tugas dan makanan kita kan… kenapa kita bisa sampai tidak tahu yah??” Gumam gagak. “Sudahlah, bukan tarian yang kita berikan, juga bukan gurauan yang kita masukkan. Bumi dan bulan berpasangan namun mataharilah penengahnya, seperti juga kita. Manusialah sumber kita. Dari keserakahan, kesombongan dan kengerian yang ditimbulkan oleh kita, sedikit sifat kita terbuat olehnya..” geram hantu.
“Eh lihat, si parin melayang lagi. Kenapa ya?” sergah gagak heran lagi. “Kali ini dia menari – nari, jarinya tiada berhenti seperti memetik senar gitar.” Sambung gagak.
“Biarin saja, bentar lagi dia bakal turun mencari tubuhnya. Pijakannya tidak seindah tariannya, dia pasti jatuh.” Sungut hantu. Belum sedetik si hantu bersungut, si parin mendadak memakan kesenangan – kesenangan disekelilingnya. Dan dia tersedak. Terlalu banyak. Matanya melotot. Dan terdengar siulan tanda bekerja bagi burung gagak. Dan selalu akhirnya burung hantu lah yang berteriak kegirangan, “Akhirnya aku bisa kenyang lagi.” Seru Si hantu. Dan Burung Gagak pun terbang mengambil perlengkapannya.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar