Selasa, 10 Maret 2009

Sajak-Sajak Zen Hae

http://www2.kompas.com/
seseorang akan memanggilku dari kobaran api

batu-batu hijau di ladang
mengapung di riak kabut pagi
tubuhku yang separuh batu setengah kabut
tak tahu harus mendekam atau berenang
tapi aku akan menyerap segalanya
di sini—alam yang dicipta dalam tujuh tepukan
ladang yang menantang cakrawala
angin yang menggoyangkan gerumbul paci-paci
hujan yang ditenggak hantu-hantu tanah
kelak mengantarku ke inti bumi
batu-batu yang seperti diayak
tubuhku yang setua sekolah desa
yang seringan layang-layang koangan
oleng oleh seperti-suara-senapan
tulang-belulangku dibalut rasa linu
berderak-derak seakan mencari pori-pori
untuk saling meloloskan diri
tubuhku doyong ke kuburan
ah, belum pernah aku sepandir ini
menghirup pagi yang teramat murni
hingga aku kikuk dan alpa
bagaimana humus ingatanku
terusir dari rimba-rimba amnesia
meluap dari rawa-rawa mimpi buruk
merawikan kembali riwayat
antara beranda dan ladang belakang
yang pernah terkubur
di antara lapisan silsilah leluhurku
seribu tahun
separuh usiaku
semalaman
sekedipan?
aaarrrggghhh, semut-semut mahagaib
menggerogoti dinding-dinding kanal kakiku
dan kabut itu menempuhku
di antara batu-batu yang terus bergoyang
mengingatkan aku pada seekor kucing garong
dengan sorot mata pemburu sejati
dengan desah basah seorang biduanita
jangan menerkamku, ya kucing jelmaan, jangan merayu
tubuhku hanya roti tawar kering
akan hancur sekali singkur
tak menggemburkan tanah
tak menyuburkan pohon
tapi kabut itu hanya kucing rumahan, kiranya
ia mengitari sepasang kakiku
merambat hingga ke lutut reotku
seakan kangen pada si tuan tua
yang pergi ketika benih-benih masih di dalam guci
dan kembali dengan tubuh sebau pace masak
aduhai, jilatan mahalembut
pori-poriku mekar-mengerut
linu campur langu
tubuhku yang separuh batu setengah kabut
tak tahu harus menjerit atau mengerang
tapi aku menyimak erangan
—seperti disesap dua batang bambu hitam
tapi aku menghidu anyir mani
—seakan meruap dari pepucuk rumput basah
tapi aku mengecap asin keringat
—seolah menetes dari gumpalan awan
yang terus merendah
tapi aku meraba tubuhku sendiri
—gabas basah sakit
tubuhku doyong ke kuburan
zakarku sekeras gagang parang
liang kubur itu menganga—merinduku
serupa perempuan tua dengan kedua tangan terentang
segera kuingat nyanyian ibuku:
“emak akan menantimu pulang
tapi aku tak kan datang ke makam
tapi kabut lebih dulu meluncur ke rahang makam
batu-batu tertatih-tatih mengejarnya
batu-batu bertubrukan
di liang kubur mereka berpelukan
bergunjing tentang sebuah tamasya
tentang pohon-pohon yang rebah dan bangkit
pada suatu malam dan serigala melolong
digergaji cahaya purnama—tentang kemarau
yang menyergap dan akan memanggang mereka
seperti neraka yang bekerja tanpa iba
ilahi
ilahi
ilahi
tiada daya tiada upaya…
jahanam! tubuhku menggigil sendirian
zakarku mengerut serupa tahi bintang
mencari genangan sisa hujan terakhir
pada pecahan tempayan lumutan
sebentang cermin yang tiba-tiba menelanku
menggandakan segala yang mengintaiku
langit bergelombang dengan bintang-gemintang
bulan batu apung
awan-gemawan setengah padam separuh terbakar
segalanya akan bertukar topeng
pada waktunya
lihatlah, wahai sosok mayaku
wajahku separuh mayat setengah bayang-bayang
rambutku tinggal secekak
seekor katak hijau tak henti-hentinya
membuat lingkaran-lingkaran
melubangi pipiku
telah kutolak semua kubur yang merinduku
tak kuminta sorga atau neraka untuk kembali
aku hanya ingin menikmati pagi
layaknya seorang pejalan-tidur
kurasakan tubuhku yang terbakar hawa dingin
—geerrrrhhh
sungai-sungai purba di kedalaman tubuhku
debum timba di rongga dada
gelosor buaya di usus dua belas jari
seorang juru ukur yang memburu tekukur
dihadang kabut hijau disesap batu hijau
hijaunya bukan sepuhan
hijau murni dari mimpiku
aku riang sebagaimana tanah retak
menerima ciuman hujan pertama
kelak, dengan kesabaran seorang arkeolog
hujan akan mengusap semesta tubuhku
menyusup ke pori-poriku
dingin diam-diam mencengkeram jantungku
aku akan meronta selaku seekor domba
di tangan seorang tukang jagal
aku akan merangkak serupa bagal pincang
ke jalan buntu ke depan tungku
jangkrik dan belalang akan tetap di sini
mengetuk-ngetuk guguran tanah
kelak—jika aku berahi pada angin
yang berputar dan melayang tanpa halangan
ke ujung-ujung benua—aku tak akan bermimpi lagi aku akan jongkok
sebagaimana ibuku
menyalakan miniatur neraka
menunggu kiamat tiba
dan seseorang akan memanggilku
dari kobaran api

2006



sebujur sajak

tibalah aku pada sebuah fragmen
matahari pantat dandang
samudra selempengan besi karat
belantara ditinggalkan burung-burung
sebuah dentuman seringan igauan
seekor naga berlari
menuju laut, katanya
maka kuterima pagiku kali ini
kuhimpun segala yang tersisa untukmu:
segulung air
setombak api
la haula wa la quwwata
mayat dipanggul si orang buta
siang waras, aduhai, malam gila
anak-anak perlahan sirna
di antara hujan dan anjing hijau
maka kuterima pagiku kali ini
sebuah momen paling laknat untuk sajak
penaku meneteskan kata-kata duka
lembar-lembar kertas melinting
menjadi bunga-bunga kering
sebait sajak menziarahi semesta maut
sampai di mana?
sampai kapan?
tibalah aku pada sebuah fragmen
sebujur sajak di depan segerombol mayat
kata-kata beku-dingin perawan di bawah bulan merah muda
makam tak perlu lagi
maka kugeletakkan sebujur sajak
di antara auman naga
mayat-mayat merawikannya:
la haula wa la quwwata
sajak di samping si anjing gila

2006

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae