Sabtu, 08 November 2008

Sajak-Sajak Ahmad Muchlish Amrin

Berdiam di Makam Mbah Mutamakin
-bersama yunus, hasan dan umam

1/
Memasuki gerbang berwarna kuning keemasan
menyibak setapak sesak orangorang datang dari
mimpi silam,
sebuah lorong panjang masih rahasia
menembus gerbang lain,
gerbang yang siapapun tak boleh memasukinya.

Aroma melati dan kembang kecubung
merubung udara siang itu
dan setangkup senyum Mbah Mutamakin mulai
terlukis di lubukku.

O, kita bukan Syaikhana Khalil
yang berjongkok sepanjang waktu,
bukan pula Hasyim Asy’ari yang menerbangkan
merpati awan siang itu.

Mereka bagai parade karnaval menaiki angkasa
dengan tangga kata-kata usang penuh nyawa.

Kedatangan kita sekadar menjemput kangen
yang tertunda lima bulan yang lalu
dan memperbaiki krah baju yang terlipat

Angin berdiam di mata, memilah warna hitam dan putihnya
mengembus tipis dan berbisik pesan langit:

"Sampaikan pada Zawawi, Kuswaidi dan Jamal
bahwa di atas angkasa itu ada angkasa yang lebih sempurna"

angin meliut ke bukit, ke lembah-lembah, ke pematang dan sawah-sawah
kemudian mencipta rimbun kata yang lebih rahasia.

2/
Kita berdiam di makam mbah Mutamakin siang itu
menyaksikan matahari terbit dari randu
juga ada sebuah ruang terang
yang tak seorang pun duduk di sana,

Bila memaksa, akan terbakar kenangannya
lewat huruf-huruf usang lukisan kaligrafi.

Kita menunduk di dekat nisan berwarna putih bersih
dan lelaki berserban bulan mengusap ubun-ubun
yang melenyapkan bayang-bayang.

Tak ada yang dapat bertanya tentang impian cuaca hari ini
Tak ada yang dapat menafsir air mata musafir
yang terkulai di lantai ini.

"Kalian hanya dapat bermimpi
selebihnya puisi"

Kita menghirup wangi kembang yang ke sekian kalinya
berharap kata-kta melesat melansir segala derita:

semakin mengerti makna rahasia, perjalanan semakin panjang saja
dan tak akan pernah ditemukan ujungnya.

Kajen Pati, Juni 2007



Epigon Penunggang Kuda
-kepada Muhammad zuhri

Penunggang kuda putih
turun dari gurun waktu,
mukanya yang gersang dan hitam
seperti kuburan para nabi,
ia menggali lubang di sisi hari,
mengukir nisan dengan lukisan kaligrafi
dan pintu gerbang sederhana
di lubuk hati

Keringat begitu urai melerai kesangsian
matahari pada cerita silam.

Napak tilas tanpa alas kaki
adalah warna nyawa yang hijau
adalah kata-kata yang dirasakan.

Dan di matanya, tumbuh dua puluh ranjau
bagi yang menatapnya dengan gelombang.

Penunggang kuda putih menoleh ke belakang
dan udara masih segar:

kata-kata berlesatan seperti burung
bertekukur di atas dahan rahasia
bagai abjad-abjad melesat yang tak sempat dicatat,
lalu burung-burung pelan-pelan pergi
menuju bukit-bukit dan lembah-lembah,
diikuti penunggang kuda putih.

Ah, tekukur tak terdengar lagi,
entah kapan menderu kembali?

Sementara pagi telah usai
dan penunggang kuda telah pergi
menyelesaikan bait puisi.

Yogyakarta/Tang Lebun, Juni 2007

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae