Minggu, 14 Februari 2021

Sajak-Sajak Akhmad Sekhu

lampungpost.com
 
Tuhan Mengundang Kita di Beranda Ramadan
 
Tuhan mengundang kita di beranda Ramadan
Ayo kita bersama-sama segera memenuhi undangan-Nya
Jika kita mendekat sejengkal, Tuhan menyongsongnya sehasta
Jika kita mendekat sehasta, Tuhan menyongsongnya sedepa
Jika kita mendekat berjalan, Tuhan menyongsongnya berlari-lari
Di hadapan-Nya, kita sama berkendara rasa lapar dan dahaga
Dengan niat tulus ikhlas kita hanya mengharap keridhoan-Nya
Di beranda Ramadan, tak ada kursi, kita harus maklumi
Karena kalau ada kursi pasti nanti akan diperebutkan
Seperti kursi kekuasaan yang selalu menjadi incaran
Orang-orang licik korup yang penuh tipu muslihat
Dan selalu berbuat yang menghalalkan segala cara
Tuhan, banyak masalah kehidupan yang harus kita bicarakan
Di jaman sekarang yang semakin tak karuan semakin sungsang
Keadaan jaman yang sering terjadi memutar balik kenyataan
Mari, Tuhan, kita dialogkan alternatif penyelesaian terbaik
Di antara kita tak ingin ada rasa sungkan ewuh-pakewuh
Kita begitu akrab layaknya sahabat yang sangat dekat
Persahabatan yang tetap terjalin di dunia sampai akhirat kelak
Di beranda Ramadan, kita semua diperlakukan sama
Pria-wanita, tua-muda, kaya-miskin, senang-susah
Karena yang membedakan di antara kita adalah
Tingkah laku perbuatan dan ketaqwaan kita beribadah
Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
Tuhan menyuguhi kami makanan ruhani sejati
Yang mengenyangkan kita akan hakekat makanan
Paling enak dan sangat lezat bagi jiwa yang papa
Semua arah pembicaraan kita di beranda selalu bermuara
Pada permohonan maaf kami sebagai manusia biasa
Yang selalu tak luput dari khilaf dan kesalahan, betapa
Engkaulah, Tuhan Mahapemaaf dan Mahapenyayang
Betapa aku tak berani menatap wajah Tuhan
Karena aku selalu merasakan kehadiran-Nya
Yang benar nyata ada menyatu dalam diriku
Tuhan, kita begitu sangat dekat, bahkan tak berjarak
Karena Tuhan memang lebih dekat dari urat leher kita
 
Pengadegan, 2010
 
 
 
Gelombang Ramadan
 
Aku ingin membelah gelisah, bagaikan Musa
membelah lautan yang gelombangnya ketakmenentuan
dunia meraja di hati, hingga telah terpelanting
dan Fir?aun pun tenggelam, betapa terlambat
kembali pada kebenaran hakiki, hingga kini
menjadi pelajaran dalam arus zaman ini
empasannya lebih deras melindas kehidupan kita
 
Terhadap tanda-tanda zaman yang tertangkap
yang belum terlambat, betapa segalanya
mesti disadari lebih dini, untuk mengerti
hingga hanya memperturutkan nafsu diri
menyeret kita dalam arus yang menenggelamkan
 
Ada kecipak makna yang tersirat
meniti aku pada buih-buih tasbih
terangkum dalam gelombang ramadan
yang mengangkat harkat kehidupan kita
 
 
 
Dari Subuh Sampai Magrib
 
Perutku mau pecah, telah terisi angin ribut
lapar memburuku dengan berkendara rasa
hingga laku batin ini terus saja kujalani
 
Dari subuh sampai magrib, aku mengalir
ke dalam curahan cahaya matahari, betapa
aliran kesibukan seharian penuh pematangan ibadah
 
Pikiranku semakin jernih meniti tasbih
dalam keberkahan Tuhan yang telah tercurah
di bulan ramadan penuh pematangan ibadah
 
Dari subuh sampai magrib, aku mencari
keridlaan ilahi rabbi dengan bergulir dzikir
dari perjalanan abadi menuju kedamaian abadi
 
 
 
Ketika Masjid di Hati Nurani
 
Ketika masjid di hati nurani
: sebuah mata air akan selalu mengalir
mengairi kali, anak kali hingga
pada muara hidup kita
 
Ketika masjid di hati nurani
: berlayar perahu-perahu di atas gelombang
meniti buih, pahami ombak dan karang
melaut perenunganku yang paling dalam
 
Ketika masjid di hati nurani
: ada sepercik air yang terbetik
menetes ke dalam danau bening
dan kita bagai ikan berenangan.
 
***

Akhmad Sekhu, lahir di Jatibogor, Suradadi, Tegal. Kini bergiat di Komunitas Penulis Pancoran, tinggal di Jakarta Selatan. Buku puisinya: Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000), dan Seribu Tahun Ketabahan (siap terbit). http://sastra-indonesia.com/2010/08/sajak-sajak-akhmad-sekhu/

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae