5 CARA MENCINTAI LUKA
sebelum kau mencintai aku
aku ingin berbisik di telingamu,
memberitahukanmu beberapa cara mencintai luka.
1. Pandanglah langit dan bayangkan, kau adalah awan yang sibuk mencari bintang ketika pagi.
2. pandanglah lilin dan bayangkan, kau adalah nyala api yang tak mudah dibakar api.
3. pandanglah sebuah rumah dan bayangkan, kau tinggal di dalamnya dan tak mampu melahap matahari.
4. pandanglah jalan dan bayangkan, kau adalah sebuah kendaraan dengan kecepatan singkat.
5. pandanglah puisi dan bayangkan, kau adalah seorang penyair yang hangat dalam kalimat-kalimat mati.
setelah mendengarnya,
kubiarkan kau mencintaiku hingga jatuh.
meski itu luka.
meski pada akhirnya kau akan lupa.
Ruteng, 2020
KETIKA JARAK DISAHKAN DAN KITA HANYA BERDIAM
DI RUMAH SAMBIL BERMAIN KARTU
Sebuah ambulans dengan kecepatan yang resah
Melantunkan nada requiem di telinga kita,
Tepat setelah hujan.
Tepat setelah kartu As dijatuhkan.
Kita yang duduk berhadapan
Memulai ritual bertatapan
Dan menduga-duga
; seseorang telah mati karena iman,
Siapa yang harus menjawab pertanyaan?
Keesokan harinya, ketika kita berada di sebuah pasar
Sejenak membeli persediaan makanan,
Seorang perempuan tua berkerudung hitam
Memberikan wejangan : berhati-hatilah dalam
Mengeluarkan kartu sebab akan ada banyak
Kartu As yang menyediakan kekalahan.
Malam hari, setelah batang surya berhasil menyala
Kita melanjutkan permainan.
Sebuah ambulans dengan nada requiem
Mengetuk pintu telinga kita.
Lalu hujan dan kita mulai berfirasat.
(Zaman menciptakan hujan dari sebuah kegilaan).
Ruteng, 2020
MACET
Pensiunnya kita dan kata
Membuat kota bersembunyi
Di Dalam saku celana,
Dengan kepala terbuka.
Nenuk, 2018
SILENTIUM MAGNUM
Sejam bersamamu,
Aku mati tertindih kuburmu.
Tulang-tulangku remuk
Waktu berdetik mengintai diriku.
Hujan menguasai kepalaku
Menjadikanku fana,
Jawaban abadi untuk segala tanya.
Aku berada dalam perburuan
Mencari sesal dan kelopak luka.
Segalanya akan usai,
Ketika doa benci menalar cinta.
Ruteng, 2019
DI RUANG KELAS
kita menunggu detik yang patah
dan menit yang pecah
membuka ruang di kepala kita.
seorang lelaki sedang menulis sesuatu di papan tulis
(barangkali ia menulis berkat)
tapi semenjak kita tahu berkat tak ada dan ruang kelas ini terbentuk dari perpisahan,
ketakutan membuat kita selalu terpejam.
dan lelaki, yang menulis di papan tulis itu, akan selalu berkata tidak ketika kita mengucapkan selamat tinggal dengan kalimat-kalimat mati.
setelah itu, yang terjadi di ruang kelas ini
hanyalah detik yang patah,
menit yang pecah,
kita yang berpura-pura.
Ruteng, 2020.
Rey Baliate, adalah alumni seminari st. Rafael. Beberapa puisinya pernah tergabung dalam antologi bersama menenun rinai hujan (Sebuku.net, 2019) bersama Sapardi Djoko Damono dan penulis terpilih Indonesia dan potret kehidupan (Antlitera,2020). Ia sedang melanjutkan studinya di STFK Ledalero-Maumere. Ia bergiat di komunitas Djarum Scalabrini. https://sastra-indonesia.com/2020/10/sajak-sajak-rey-baliate/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar