http://sastra-indonesia.com/
Ajari Kami Bahasa Cinta
ajari kami bahasa cinta
bukan kekerasan telanjang yang dipertontonkan
bukan unjuk kekuatan yang menggersangkan jiwa
bukan otot lengan bertato preman
yang tak kenal nilai kemanusiaan
yang tenggelam dalam kebiadaban
: di simpangpematang pencuri ayam
dibakar massa sambil menari-nari
ajari kami bahasa cinta
bukan kekuasaan membelenggu kemerdekaan
bukan piil yang diumbar sekadar mempertaruhkan harga diri
sebab, barang ini sudah lama tergadaikan
sejak berjuta-juta abad silam ketika air tanah,
hutan, kopi, lada menjadi milik orang-orang mabuk harta
bukan pisau badik haus darah yang menangis
saat dikembalikan ke sarungnya
bukan pedang berlumur dosa yang siap menebas
leher siapa pun yang menyimpan kesumat
kemarin seseorang mengancamku: kupagas niku kanah
hari ini aku mendengar ia mati tertikam belati
seorang pendendam tak dikenal sudah lama mengincarnya
besok entah siapa lagi yang akan mati sia-sia
ajari kami bahasa cinta
bukan bahasa anak jalanan yang penuh luka
yang tak pernah merasakan lembutnya belaian tangan ibu
yang tak pernah mendengar manisnya tutur kata wanita
yang tak biasa berbagi bahagia dan duka dengan sesama
yang hanya akrab dengan kebuasan terminal, pasar, jalan raya
gang-gang kumuh di pelosok kota
yang tak lagi ramah bagi kaum papa
: seorang bocah mati digilas kereta api
tak ada yang peduli
ajari kami bahasa cinta
bukan perang antardesa yang meledak di mana-mana
ketika keadilan, hukum, adat tak lagi jadi patokan
ketika kemanusiaan diganti dengan kebinatangan
bukan moncong pistol-senapan panas bau mesiu yang baru saja menyambar
leher para demontran yang menuntut undang-undang drakula
: dua pasang mahasiswa mati dibunuh tentara harus darah!
bandar lampung, oktober 2000
Catatan:
fiil (bahasa Lampung) = harga diri
kupagas niku kanah (bahasa Lampung) = aku tusuk kau nanti
Sumber: cybersastra.net, 4 Desember 2001
Kukejar Bayangmu
kukejar bayangmu
di ketinggian bukit-bukit
di kedalaman laut-laut
di kehijauan hutan-hutan
di kejejauhan utara-selatan
di mana-mana
tanah merah kubangan
hujan gempa banjir
tak kurasa tak kupeduli
kalaupun harimau
setan iblis sekalipun
kutinju kuterjang
tapi
aku takut
kau sudah
menjelma batu
Sumber: Lampung Post, 15 Mei 2005; fordisastra.com, 21 Maret 2006
Tak Siang Tak Malam
tak siang tak malam
koran masih saja menuturkan
banjir gempa topan
bencana di segala pelosok
– musim tambah panas, tetapi kadang hujan
seorang lelaki berteriak-teriak
belati hampir menembus usus
aku terkesima
terduduk
ah, ternyata kejahatan menyebar
dalam setiap detak kehidupan
menelusuri negarabatin suatu malam
malam tak sesunyi yang terpikirkan
malam menyembunyikan rahasia
tapi malam jujur mengaku sering resah
sedikit gelisah menyembul dari sisi malam
lampu terlampau remang menelusuri gelap
tak siang tak malam
aku gelisah
kita masih menunggu
kelanjutan fragmen hidup
kita ternyata hanya menjalani
entah. apa bakal terjadi
membelah kesunyian negarabatin
radio masih mendendangkan
: tak siang tak malam
2004
Sumber: fordisastra.com, 2 Maret 2006; puitika.net, 18 Mei 2006
Bila Bumi Diguncangkan
bila bumi diguncangkan
langit mengelam
jalan raya terbelah
gedung-gedung bersujud
jiwa-jiwa berkalang
bencana datang di pagi hari
kesunyian menyebar cekam
ngeri nyeri menganga
: adakah yang bisa menahan
bukan. ini bukan perang
tapi bumi yang diguncangkan
buat apa menghunus pedang
tak kan guna kejumawaan
bila bumi diguncangkan
kita takkan sempat berbenah
la haula wala quwata illa billah
hentikan segala silang sengketa
tak ada seteru di antara kita
manusia itu terlalu kecil
bila bumi diguncangkan
: masihkah kita tak berpikir
27-05-2006
* Q.S. Al Qiyamah
Sumber: Lampung Post, 28 Mei 2006; fordisastra.com, 29 Mei 2006
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar