Kompas, 29 Maret 2009
Pembawa Kincir
rambutmu meriap seperti garis-garis petir, ketika kemarin senja
kulihat kau melayang di atas tubuhku sambil membawa kincir
tapi mataku yang berbinar memandangmu saat itu, membuatmu tahu
lidi-lidi dupa yang kubakar tiap senja adalah mantra
yang akan menyihirmu jadi kuda
mungkin murka mungkin bangga
seiring putaran kincir yang tiada berawal-akhir, dari tatapanku kau menyingkir
lenyap sekejap peluh terserap pasir. aku menggigit bibir, terasa sisa putaran kincir
mengapung di angin sepoi semilir. di hatiku sesuatu berdesir, berkata:
pertemuan belum berakhir
pandanganku mencarimu di angkasa
ribuan burung gereja terhambur di bawah awan yang menyusun diri jadi tangga
menuju atap cakrawala. barangkali kau telah di sana, rebah sambil berpikir
mengapa aku hendak menyihirmu jadi kuda. di bumi, aku yang tak merasa dosa,
menutup mata. sisa senja telah mengubah planet ini jadi makam yang jarang
ditaburi bunga
hingga malam hilang hitam
kutunggu kau di padang mimpiku yang hijau, yang terhampar bagi domba-domba
beraroma kacau. namun kau tak lagi terjangkau, pergantian jam pun cuma persalinan
risau. apakah kau tersinggung dan berpikir aku tak serius menganggapmu agung?
sungguh, terlalu lama perjalananku terhenti. jutaan kilometer, padang api, laut duri,
hutan siluman sesak penghuni, membuatku getir meneruskan langkah mencapai asal
diri. sungguh, terlampau panjang waktu kau habiskan untuk memutar kincir
di ruang tersembunyi, menghindari para pencari, menghilang bahkan dari makna
terdalam sebuah puisi
senja ini kubakar lagi untukmu beberapa lidi dupa
datanglah. jika mantraku berhasil menyihirmu jadi kuda, kau akan lebih berguna
perjalananku mencapai asal diri yang lama terhenti pun
kembali bermula
2009
Bola Kristal
padahal sebelum sangkar hidup mengurungmu
aku telah menegurmu:
di telaga keruh, takkan membayang bulan meski separuh
bila genderang angin puyuh masih tertabuh
tiada mungkin tegak si gubuk rapuh
tapi umpama lampu penyepele kegelapan
betapa ringan kata-kataku kau silaukan
kau pergi sepergi asap meninggalkan api
di bara, aku sunyi pemeluk api
berwajah pucat terigu, setelah lima ribu malam bergerak
sepelan sayap debu, sore ini kau datang lagi padaku
kerut tangan, kabur pengelihatan, samar pendengaran
bukti sangkar hidup belum melepas statusmu sebagai tawanan
garis tubuh dan rambutmu mengaku
kini kau hantu labirin batu
labirin hasrat yang membuat anganmu terhempas
pada pemilik cinta yang sesempurna hawa dingin
pemilik cinta yang paling angin di antara semua angin
penujum, andai dulu kau bukan lampu penyepele kegelapan
maka kini di antara angin lebat pemutar roda musim
kujadikan kau selembar telaga jernih
tempat beragam bentuk bulan membayang
ratusan lotus mekar takzim menyarang
2009
Roda Sunyi
delapan butir telur embun
pecah di jalan batu
sembilan bulir air waktu
menitik ke kereta abu
di tanganku terbakar kamu:
cakram duri
roda sunyi
energi yang merebutku kembali
dari kurungan debu abadi:
hidup-mati
datang-pergi
membuat kepalaku
berdenyut dihutani ilusi
2008
Inggit Putria Marga lahir di Tanjungkarang, 25 Agustus 1981. Ia aktif di Komunitas Berkat Yakin, Bandar Lampung.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar