http://www2.kompas.com/
seseorang akan memanggilku dari kobaran api
batu-batu hijau di ladang
mengapung di riak kabut pagi
tubuhku yang separuh batu setengah kabut
tak tahu harus mendekam atau berenang
tapi aku akan menyerap segalanya
di sini—alam yang dicipta dalam tujuh tepukan
ladang yang menantang cakrawala
angin yang menggoyangkan gerumbul paci-paci
hujan yang ditenggak hantu-hantu tanah
kelak mengantarku ke inti bumi
batu-batu yang seperti diayak
tubuhku yang setua sekolah desa
yang seringan layang-layang koangan
oleng oleh seperti-suara-senapan
tulang-belulangku dibalut rasa linu
berderak-derak seakan mencari pori-pori
untuk saling meloloskan diri
tubuhku doyong ke kuburan
ah, belum pernah aku sepandir ini
menghirup pagi yang teramat murni
hingga aku kikuk dan alpa
bagaimana humus ingatanku
terusir dari rimba-rimba amnesia
meluap dari rawa-rawa mimpi buruk
merawikan kembali riwayat
antara beranda dan ladang belakang
yang pernah terkubur
di antara lapisan silsilah leluhurku
seribu tahun
separuh usiaku
semalaman
sekedipan?
aaarrrggghhh, semut-semut mahagaib
menggerogoti dinding-dinding kanal kakiku
dan kabut itu menempuhku
di antara batu-batu yang terus bergoyang
mengingatkan aku pada seekor kucing garong
dengan sorot mata pemburu sejati
dengan desah basah seorang biduanita
jangan menerkamku, ya kucing jelmaan, jangan merayu
tubuhku hanya roti tawar kering
akan hancur sekali singkur
tak menggemburkan tanah
tak menyuburkan pohon
tapi kabut itu hanya kucing rumahan, kiranya
ia mengitari sepasang kakiku
merambat hingga ke lutut reotku
seakan kangen pada si tuan tua
yang pergi ketika benih-benih masih di dalam guci
dan kembali dengan tubuh sebau pace masak
aduhai, jilatan mahalembut
pori-poriku mekar-mengerut
linu campur langu
tubuhku yang separuh batu setengah kabut
tak tahu harus menjerit atau mengerang
tapi aku menyimak erangan
—seperti disesap dua batang bambu hitam
tapi aku menghidu anyir mani
—seakan meruap dari pepucuk rumput basah
tapi aku mengecap asin keringat
—seolah menetes dari gumpalan awan
yang terus merendah
tapi aku meraba tubuhku sendiri
—gabas basah sakit
tubuhku doyong ke kuburan
zakarku sekeras gagang parang
liang kubur itu menganga—merinduku
serupa perempuan tua dengan kedua tangan terentang
segera kuingat nyanyian ibuku:
“emak akan menantimu pulang
tapi aku tak kan datang ke makam
tapi kabut lebih dulu meluncur ke rahang makam
batu-batu tertatih-tatih mengejarnya
batu-batu bertubrukan
di liang kubur mereka berpelukan
bergunjing tentang sebuah tamasya
tentang pohon-pohon yang rebah dan bangkit
pada suatu malam dan serigala melolong
digergaji cahaya purnama—tentang kemarau
yang menyergap dan akan memanggang mereka
seperti neraka yang bekerja tanpa iba
ilahi
ilahi
ilahi
tiada daya tiada upaya…
jahanam! tubuhku menggigil sendirian
zakarku mengerut serupa tahi bintang
mencari genangan sisa hujan terakhir
pada pecahan tempayan lumutan
sebentang cermin yang tiba-tiba menelanku
menggandakan segala yang mengintaiku
langit bergelombang dengan bintang-gemintang
bulan batu apung
awan-gemawan setengah padam separuh terbakar
segalanya akan bertukar topeng
pada waktunya
lihatlah, wahai sosok mayaku
wajahku separuh mayat setengah bayang-bayang
rambutku tinggal secekak
seekor katak hijau tak henti-hentinya
membuat lingkaran-lingkaran
melubangi pipiku
telah kutolak semua kubur yang merinduku
tak kuminta sorga atau neraka untuk kembali
aku hanya ingin menikmati pagi
layaknya seorang pejalan-tidur
kurasakan tubuhku yang terbakar hawa dingin
—geerrrrhhh
sungai-sungai purba di kedalaman tubuhku
debum timba di rongga dada
gelosor buaya di usus dua belas jari
seorang juru ukur yang memburu tekukur
dihadang kabut hijau disesap batu hijau
hijaunya bukan sepuhan
hijau murni dari mimpiku
aku riang sebagaimana tanah retak
menerima ciuman hujan pertama
kelak, dengan kesabaran seorang arkeolog
hujan akan mengusap semesta tubuhku
menyusup ke pori-poriku
dingin diam-diam mencengkeram jantungku
aku akan meronta selaku seekor domba
di tangan seorang tukang jagal
aku akan merangkak serupa bagal pincang
ke jalan buntu ke depan tungku
jangkrik dan belalang akan tetap di sini
mengetuk-ngetuk guguran tanah
kelak—jika aku berahi pada angin
yang berputar dan melayang tanpa halangan
ke ujung-ujung benua—aku tak akan bermimpi lagi aku akan jongkok
sebagaimana ibuku
menyalakan miniatur neraka
menunggu kiamat tiba
dan seseorang akan memanggilku
dari kobaran api
2006
sebujur sajak
tibalah aku pada sebuah fragmen
matahari pantat dandang
samudra selempengan besi karat
belantara ditinggalkan burung-burung
sebuah dentuman seringan igauan
seekor naga berlari
menuju laut, katanya
maka kuterima pagiku kali ini
kuhimpun segala yang tersisa untukmu:
segulung air
setombak api
la haula wa la quwwata
mayat dipanggul si orang buta
siang waras, aduhai, malam gila
anak-anak perlahan sirna
di antara hujan dan anjing hijau
maka kuterima pagiku kali ini
sebuah momen paling laknat untuk sajak
penaku meneteskan kata-kata duka
lembar-lembar kertas melinting
menjadi bunga-bunga kering
sebait sajak menziarahi semesta maut
sampai di mana?
sampai kapan?
tibalah aku pada sebuah fragmen
sebujur sajak di depan segerombol mayat
kata-kata beku-dingin perawan di bawah bulan merah muda
makam tak perlu lagi
maka kugeletakkan sebujur sajak
di antara auman naga
mayat-mayat merawikannya:
la haula wa la quwwata
sajak di samping si anjing gila
2006
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar