Minggu, 12 Juni 2011

Sajak-Sajak Wayan Sunarta

http://www.lampungpost.com/
Di Kafe Tera, Rawamangun

buih bir itu mungkin pernah
menduga dirinya buih laut
sampai kau bertutur
tentang ladang dan kampung
yang hampir rampung
diserang wereng
jagung pun tak mampu matang
musim kering begitu kerontang
hingga segala benih jadi garing

kau tuang laut ke dalam gelas
aku tahu, malam segera tuntas
dan asap kretek akan tumpas
dari bibirku yang haus

“aku dari indramayu,” ujarmu
indramayu, sebuah daerah kuyu
di pesisir utara jawa
penuh janda ayu
perahu-perahu suka berlabuh di situ

“apa kau tidak mau berlabuh?”
nenti, nenti, sunenti…
aku hanya pejalan sunyi
melulu ditemani duri
yang melekat di tapak kaki
pedihnya tak kurasa lagi

di bibirku yang rekah
buih laut itu
mungkin menduga dirinya buih bir

malam bergumam
di sudut paling suram
kafe tera

2005



Sajak Untuk Pemabuk

guratkan dukamu di batang-batang pohon
dedahkan kenangan di bawah hujan
eram segala risau di sarang kepompong

pendulum masa silam telah berayun
hanya sisa satu kemungkinan
arahkan busurmu lurus-lurus

lepaskan panah hidupmu hingga melesat
atau kau tertikam panahmu sendiri
yang kau asah begitu yakin siang-malam

apakah kau akan mati
sebelum mimpimu berpijar
arah mana akan kau tempuh

segala luka akan jadi abadi
umpama uap tuak di bumbung tua
kita bersulang untuk yang hilang

mabuk, mabuklah hingga subuh menjelang
atau kau akan ditinggalkan waktu
kemasi semua utang, lalu

ambil sebumbung tuak lagi
rasakan aroma terakhirnya
seperti mimpi yang tiba-tiba sirna

akan kembali di ambang petang

2005



Lirik Untuk Pengigau

walau kau terus susuri malam
aku tak tahu sampai kapan

ruhmu menuju kilau abadi bintang
igau yang kekal serupa ajal

hembuskan kata-katamu di ujung lidah
wilayah mana tak kau jelajah
istana musim semi menutup gerbangnya

siapa mampu meraba arah waktu
alur yang melingkar serupa ular tidur

tapi peta telah kau buka
saat senja mati rasa di jiwamu

apakah arah, apatah tuju

nujumanmu tak lagi bermakna
amsal pun lupa ihwal kata

2005

Wayan Sunarta, lahir di Denpasar, 22 Juni 1975. Lulusan Antropologi Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Sempat mencicipi studi seni lukis di ISI Denpasar. Menulis puisi, cerpen, feature, esai, dan ulasan seni rupa.

Tulisan-tulisannya pernah dimuat Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Suara Pembaruan, The Jakarta Post, Pikiran Rakyat, Bali Post, Jurnal Kalam, Jurnal Cerpen, Majalah Sastra Horison, Majalah Latitudes, Majalah Gatra, Majalah Visual Arts, dll.

Sajak-Sajak Jimmy Maruli Alfian

http://www.lampungpost.com/
Rubaiyat Kalung Matahari
:Adelina

“kau tak cocok pakai songkok
kepalamu peyang tak seperti puyang”
semalam, ketika yakin akan meninggalkan ulayat
ia khidmat menitipkan kalung dan beberapa ayat

: semoga anjing tak mudah masuk
liurnya membuat pagarmu lapuk
di batas kampung, dekat tugu seungu terung
bebatang pisang kipas tunai melepas

meski tak semua bisa dilipat dalam koper dan tas
karena di jantung, ada silsilah yang ia junjung
tetapi ia selalu merapikan matahari
di bandul kalung

ia suka berkunjung ke kepalaku
katanya, rambut kusut kerap bermuatan
hingga harus kerap dikibaskan
agar rontok dan berjatuhan segala hantu

itulah sebab ia tak suka melihatku berpeci
karena merasa seperti ingin diziarahi
atau dikubur
dalam kelimun puisi

Tanjungkarang, 2010



Syair Penyihir
: APH

pernah kutanya tentang 114 surat
apakah ada cerita tentang nabi dan ikan
lalu merapal beberapa nubuat
maka lekang segala kutukan?

tapi tidak serupa dimakan ikan Nun
sekarang ia banyak ditelan lamun
sampai habis juga desember
18 ribu lapis makna tak ketemu sumber

sekarang ada yang datang lagi
menyamar menjadi biji kopi
tentunya dengan bunga putih berias
dan jelujur batang yang keras

tapi di Telukbetung, di seputar Telukbetung
memang takdir laut menenung gunung
hingga air yang berada di paling pucuk
turun dengan ricik paling khusyuk

kalau begitu, ayo ikuti perapal mantra
siapa tahu benar itu amalannya
kau cuma mengangguk kecil

“Jim, aku sudah kebal dari jampi
jadi tak mudah sebal karena janji”

Baturaja, 2010



Lukisan di Kelok Tangga

Dinihari sebelum berangkat, kau duduk di undak tangga paling muda, sedang aku tergeletak di sofa menghadap beranda. Aku lupa berapa jumlah anak tangga yang biasa mengantar kakiku ke lotengmu tetapi kanvas kecil yang dipulas cokelat tua, membuatku terus berdosa karena juga tak hafal jalan dolorosa.

“Cincin matahari dan lukisan Maddona menggendong Dia tetap utang yang harus kau lunasi semua!” Tetapi sekarang, biarkan aku mencuci kakimu, baskom dan handuk sengaja kubeli baru sedang airnya kutadah dari cucur hujan 1 minggu.”

Melengkapi tangkai gordin emas, selimut sisa remas, dan guci keramik berlubang gemas, pernah kau menagih. Aku lupa, apa alasanku malam itu sehingga tak ikhtiar utang dibayar. Hanya, di sela-sela keloneng lonceng peronda dan cericit kalong pemberi tanda, aku bertanya sekenanya.

“Apa yang kau ingin dari cincin dan lukisan kalau kita kasmaran pada lain tuhan?”

Palembang, 2010



Ulu Musi

aku memperkirakan betapa alotnya
merawi ujung kelokan rambutmu
dengan sejarah sungai di bagian ulu
di mana putus silsilahnya?

bebatang kayu mati, gabus sungai beliti
dan perempuan bersarung di atas titi
terus bergerak di atasmu
tapi tak ada yang singgah di keyakinanku

juga saat kuterka kenapa bandang
terus menerus bertandang
melampaui ibu batu-batu
dan segenap pertanyaanmu?

jika sudah ada jawaban darimu
tentang riwayat kali dan muara musi
kirimlah kabar segera
toh aku sudah akil baligh

dan kau pernah mengajakku telanjang
menyeretku hanyut dan menggelinjang

Lubuk Linggau, 2010



Firman Pertama

seperti akar beringin tua
tapi bukan memilin di permukaannya

seperti kembang ketapang
tapi bukan yang berulat berlubang

seperti bunyi serangga
tapi bukan sunyi pujangga

seperti salak anjing
tapi bukan kaing

seperti tebal batang lilin
tapi lebih kebal akan dingin

seperti liur di bibirmu
tapi bukan membalur leherku

seperti belajar mengeja
tapi syahwat tak butuh tanda baca

seperti siul kanak-kanak
tapi kerap masygul dan bersorak

Padang Pariaman, 2010

Jimmy Maruli Alfian, lahir di Telukbetung, Lampung, 3 Maret 1980. Bergiat di Komunitas Berkat Yakin serta menetap di Bandar Lampung dan Baturaja. Menerima Anugerah Puisi Terbaik Pena Kencana 2008. Buku puisi, Puan Kecubung (2009) masuk nomine lima besar Khatulistiwa Literary Award.

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae